Huaaaaaaaa hari ini pengumuman SNMPTN.....!!!! Sejak
malam aku tidak dapat tidur dengan tenang. Pikiranku kemana-mana. Aku tidur
dengan gelisah dan shalat pun sulit berkonsentrasi. Jantung serasa mau copot
saja dan setiap saat selalu deg-degan. Mungkin jika dianalogikan, deg-degannya
seperti gempa dengan kekuatan 9.8 SR. Oke, itu lebay, tapi ya begitulah
keadaanku pada tanggal 6 Juli. Aku sangat takut sekali apabila tidak lolos
SNMPTN. Aku tidak dapat membayangkan wajah orangtuaku nanti setelah pengumuman
dikeluarkan. Apakah dihiasi air mata bahagia atau air mata kesedihan, itu
masing misteri.
Seperti biasa kuawali hari dari pukul 3 pagi dengan
shalat tahajjud, tilawah, dan shalat subuh. Aku tak lupa berdo'a supaya lolos
SNMPTN. Tentu saja lolosnya ke FK Unpad. Sudah berlembar-lembar ayat al-qur'an
yang aku baca, namun nampaknya itu tidak cukup untuk menghentikan rasa
deg-degan yang aku rasakan. Mamah menyuruhku mengepel seisi rumah untuk
mengalihkan perhatianku akan pengumuman SNMPTN.
''udah sana, bantu mamah ngepel rumah biar deg-degan
nya hilang'' kata mamahku setelah selesai shalat subuh. Aku pun mengepel sambil
mencoba membuang kekhawatiranku yang berlebihan. But, it doesn't work! Aku
tetap merasa deg-degan!
Selesai mengepel, aku mandi. Siapa tau mandi dapat
membuat pikiranku segar dan menyiram rasa deg-deganku sampai palid. Aaaah..
Tetap saja deg-degan! Bahkan aku sampai melamun di kamar mandi.
Kucoba tenangkan diriku dengan shalat duha dan tilawah
lagi. I hope it works.. Oke, pada saat shalat dan tilawah aku merasa agak
tenang (sedikit). Tapi setelah itu?? Deg-degan lagiiiii :( kulihat jam di
dinding masih menunjukkan pukul 10.30. Uh, jam 7 malam masih sangat-sangat
lama.. Menunggu pengumuman SNMPTN tuh ya deg-degannya minta ampun. Waktu yang
harusnya sebentar terasa sangat lama.
Hahaha, ini kelewat lebay. Tapi ya mau gimana lagi?? Aku memang super
deg-degan!!
Hari ini ada jadwal pengurusan E-KTP di kantor
kecamatan. Baguslah untuk killing-killing the time (maksudnya membunuh waktu,
hehehe). Setelah para ikhwan selesai shalat jum'at, aku sekeluarga pergi ke
kecamatan bersama uwa Ayyah. Kami pergi dengan berjalan kaki karena letak
kantor kecamatan lumayan dekat, yakni di Cigadung Selatan (aku tinggal di
Cigadung Timur). Selama perjalanan, aku menggalau segalau-galaunya. Aku masih
memikirkan hasil SNMPTN yang akan diumumkan beberapa jam lagi. Mamah dan uwa
Ayyah sibuk ngobrol berdua. Entah apa yang mereka bicarakan. Aku tidak tertarik
untuk kepo karena terlalu sibuk memikirkan urusanku sendiri.
Setelah sampai kantor kecamatan, kami mengambil nomor
urut. Cihuy, lumayan lah nomor 23. Selagi menunggu, aku internetan lewat hp.
Aku membuka beberapa social media seperti facebook dan twitter. Aku lupa apa
yang sedang aku cari tapi tiba-tiba tubuhku dingin seketika. Mataku terbelalak
dan deg-deganku semakin menjadi-jadi. Di twitter dan salah satu group di
facebook sedang ramai membahas SMS SMUP. Disitu dikatakan bahwa barang siapa
yang menerima SMS SMUP artinya tidak lolos SNMPTN dan dianjurkan ikut SMUP. Waduh,
lalu sms yang aku terima hari Selasa itu???
Apakah aku tidak lolos SNMPTN??
Apakah aku tidak lolos SNMPTN??
Wah bercandanya keterlaluan nih. Pertanyaan “Apakah
aku tidak lolos SNMPTN??“ terus
terulang di dalam otakku. Apakah ini hanya bualan belaka? Apakah ini hanya
gosip? Aaaaah gimana dong kalau beneran? Aku tidak sanggup melihat wajah
orang-tuaku yang saat ini sedang ketawa-ketiwi bareng uwa Ayyah dan para
tetangga yang sama-sama sedang menunggu pelayanan e-ktp berubah jadi wajah
penuh air mata kesedihan. Duh gimana dong? Gimana dong???
Aku bertanya pada teman-temanku yang sama-sama daftar
ke Unpad lewat sms dan chat fb. Ternyata beberapa diantara mereka ada yang
dapat. Yang dapat sms itu adalah Tami, Hanif, dan lain sebagainya. Mereka juga
jadi ikutan riweuh tidak karuan dan khawatir kalau bualan itu akan menjadi
nyata pada jam 7 malam.
Beberapa saat kemudian Firna dan keluarganya datang.
Aku langsung bertanya tentang SMS SMUP itu. Hmm, Firna tidak mendapatkannya
ternyata. Firna mencoba menenangkanku, begitu juga kakaknya yang bernama A
Elga.
"Kalau hari ini ga keterima, coba aja besok liat
di koran. Siapa tau keterima." kata A Elga.
"Hah?" aku heran.
"Jadi ya dulu pas pengumuman lewat website, Aa ga
keterima. Aa mah yakin pasti servernya error da seluruh peserta seIndonesia
buka web yang sama. Aa mah pede weh da pasti di koran aya. Besoknya,
subuh-subuh Aa sama temen2 Aa rame-rame ke Asia-Afrika beli koran yang fresh
from the oven. Aa nyari nama Aa di koran itu, eh kan bener ada nama Aa di situ.
Jadi santai weh kalo hari ini ga keterima mah. Hehe"
"Itu teh asli Tok?" kata Firna tak percaya
(Firna memanggil A Elga dengan panggilan Utok)
"Enya atuh. Da Aa mah yakin pasti katarima!"
(iya dong. Karena Aa yakin pasti keterima) kata A Elga dengan sangat
bangga.
Mendengar cerita A Elga aku bisa sedikit tenang. Tapi
tapi........ Bayang-bayang SMS SMUP masih terus membayangiku.
"Geus Per, tong dipikiran teuing nu kitu mah.
Tong dipercaya!" (Sudah Per, jangan terlalu dipikirkan yang seperti
itu. Jangan dipercaya!) kata Firna kepadaku.
"Tapi Pir..."
"Sudahlah, mari kita ngeceng saja."
"Ah, ngeceng apaan.. Aki-aki semua -..-"
"Iya euy, ga asyik ya.."
"Iya"
"Eh per, itu per kita keceng aki-aki itu saja
yang di belakang kamu"
"Haha, meni geuleuh.."
"atuh nu mana deui? Da euweuh deui.."
Firna selalu bisa membuat aku tidak galau. Rasa
deg-degan aku pun lama-lama mulai hilang. Sambil menunggu antrian aku dan Firna
menggosip banyak hal, mulai dari kecengan aku saat di madrasah yang ternyata
sekarang sudah kerja dan jadi PNS, teh Nining yang sudah nampak lebih dewasa,
temen Madrasah yang sudah menikah dan sekarang lagi hamil, tetangga aneh yang
selalu mengeluarkan suara menyeramkan kalau mengeluarkan dahak, dan masih
banyak lagi. A Elga juga ngajak aku dan Firna foto-fotoan dan bercanda.
"Vera Dianwari". Ada suara memanggilku. Wah
ternyata sekarang giliranku. Aku
meninggalkan Firna dan yang lainnya dan bersiap untuk menerima pelayanan e-ktp.
Setelah selesai, aku kembali ke rumah. Saat itu jam
menunjukkan pukul 16.00. Detak jantungku semakin liar dan tak terkendali.
Bagaimana tidak, sekitar 3 jam lagi aku akan melihat hasil SNMPTN. Aku langsung
shalat ashar dan tilawah untuk menenangkan hati. Entah berapa lembar ayat
al-qur'an yang aku baca, aku masih tetap deg-degan. Aku tilawah sampai adzan
maghrib berkumandang. Setelah shalat maghrib, aku melanjutkan tilawahku.
Pokoknya, suasana hari itu sangat ramai dengan suara detak jantungku.
Jam menunjukkan pukul 18.30. Aku menyalakan komputer
untuk melihat website SNMPTN. Tidak ada bom waktu seperti saat pengumuman
SNMPTN undangan dulu. Wah kurang seru nih.. Tapi yasudahlah, lagian menurutku
lebih baik bom waktu itu ditiadakan karena akan menambah rasa deg-degan.
Mendekati jam 7 malam, rasa deg-degan semakin menjadi
dan tak terkontrol. Tepat jam 7 malam aku mencoba lagi membuka webite SNMPTN
tapi sial error terus! Aku melihat timeline di twitter katanya sudah bisa
dibuka. Aku coba terus menerus membuka website SNMPTN tersebut tapi sial selalu
error dan loadingnya lamaaaaaa banget. Aku kembali mengecek twitter dan sangat
kaget karena sudah banyak yang mengucap syukur alhamdulillah karena mereka
lolos SNMPTN. Lah aku kok belum tahu apa-apa? Bagaimana ini??? Aku kembali
terpikir akan SMS SMUP dan berprasangka bahwa aku tidak akan lolos. Aaaaa
gimana ini? Gimana????
Aku bertanya pada Hanif, temanku yang menerima SMS
SMUP lewat chat di facebook. Dan kau tahu, ternyata Hanif tidak lolos SNMPTN.
Aaaaah tuh kan :( jangan-jangan aku tidak lolos juga! Tidaaaaaaaak!
Rasanya ingin sekali menangis. Aku terus mencoba
membuka website SNMPTN tapi tetap saja error :( aku melihat timeline di
twitter, Tomi bilang aku lolos ke FK Unpad. Hah?? Apakah berita itu benar??
Mata ibuku berkaca-kaca. Dan riweuh bukan main.
"Mamah gak percaya sebelum melihat sendiri dari
web nya!" Kata mamah menanggapi twit dari Tomi.
"Iya bapa juga ga percaya!" kata bapaku
menambahkan.
Kalau aku? Aku juga masih belum percaya karena aku
masih terngiang SMS SMUP itu. Lagian di twit Tomi, tidak ada nama Tami sebagai
murid SMA3 yang lolos FK Unpad. Tuh kan Tami yang dapet SMS SMUP juga ga lolos,
gimana aku? Pikirku saat itu.
Aku masih belum bisa membuka website SNMPTN itu.
Kegelisahan menyelimuti rumahku meskipun Tomi bilang aku lolos. Banyak sms
masuk dan mengucapkan selamat atas kelolosanku ke FK Unpad. Loh, mereka tau
dari mana? Kok aku sendiri gak tau sih? Kok aku belum yakin ya???
Seiring dengan sms ucapan selamat, banyak juga yang
meneleponku untuk mengucap selamat. Aaaaa tapi aku masih belum bisa percaya
karena aku belum melihat dengan mata kepalaku sendiri.
Fika, sahabatku meneleponku. Dia bilang dia lolos Ilmu
Perpustakaan Unpad. Fika menawarkan bantuan untuk melihat hasil SNMPTNku. Tapi
sayang, koneksi internet di rumah Fika sangat lambat ketika akan melihat hasil
milikku. Ada apa ini? Apakah ini pertanda........ Ah tidak tidak tidak...
Tina meneleponku. Dia ternyata tidak lolos SNMPTN ke
FK UGM. Sedih? Tentu saja. Namun dari suara di telepon aku tahu dia pasti
sedang berusaha terdengar bahagia. Tina menawarkan bantuan untuk melihat hasil
SNMPTNku, tapi sayang Tina pun tidak berhasil karena selalu error saat
memasukkan dataku. Aah tuh kan jadi tambah merod :(
Ci, teman seperjuanganku yang sma-sama mengharapkan
lolos ke FK Unpad mengirimiku SMS yang isinya mengucapkan selamat. Tanpa basa
basi aku menelepon Ci untuk mengklarifikasi kebenaran.
"assalamualaikum" kataku dengan nada senang
campur bingung.
"waalaikumsalam"
"Ci, beneran urang lolos?" (ci, beneran
aku lolos?)
"Iya.. maneh lolos FK Unpad" (iya.. kamu
lolos FK Unpad)
"maneh tau dari mana?" (kamu tau dari
mana?)
"dari PDF yang link nya udah urang kirim ke maneh"
"waaa alhamdulillah. Tapi ih urang masih belum
percaya soalnya belum lihat dengan mata kepala sendiri"
"udah percaya aja, lolos kok"
"maneh lolos juga?"
"Iya tapi lolosnya ke SF ITB"
"woow Alhamdulillah, selamat yaaaa!!!!!"
"Iya makasih.."
Mamahku yang antusias mendengar berita itu langsung
menyambar handphoneku.
"Ci itu beneran kan? Tante gak percaya ih.."
"Iya beneran kok.. Vera lolos FK Unpad"
Aku tidak terlalu kepo pembicaraan mereka karena aku
sibuk mendownload link yang Ci beri padaku. Namun sial, loadingnya
lamaaaaaaaaaaa banget.
Sekitar jam 8 malam, Firna menelepon dan menanyakan
kelolosanku.
"Per kumaha? Lolos teu?" (Ver bagaimana?
Lolos tidak?)
"Teuing Pir, cenah mah lolos tapi urang belum
liat da ini susah pisan dibuka web nya." (Tidak tahu pir, katanya sih
lolos tapi aku belum lihat karena ini susah sekali dibuka web nya)
"Sok nomor kamu sabaraha?" (nomormu
berapa?)
"1123406850"
Sudah banyak teman yang ingin membantuku seperti Fika,
Tina, dan lain sebagainya. Mereka ikut penasaran akan kelolosanku. Dari
banyaknya orang yang membantu, akhirnya hanya Firna yang berhasil melihat
hasilku.
"Per Selamat kamu lolos FK Unpad?"
"Beneran?"
"Bener. Gancang kadieu!!" (Benar, cepat
kemari)
Segera aku melesat ke rumah Firna yang hanya beda satu
gang dari rumahku. Dari jauh istrinya A Elga, Teh Peppy, sudah melambai-lambai
sambil mengucap selamat.
"Selamat Veraaaa"
"Itu teh beneran teteh?"
"iya, sok aja ke dalam liat sendiri"
Aku langsung masuk rumah Firna. Disitu sudah ada
Firna, A Elga, dan mamah Firna. Mereka mengucap selamat. Tapi tiba-tiba Firna
menangis sejadi-jadinya.
"Aku ga lolos per.."
"aslina? Ah bercanda.."
"Beneran.."
Firna langsung jatuh ke pundakku dan menangis sambil
memelukku. Aku masih tidak percaya dengan apa yang Firna katakan. Aku
memeluknya sambil mengusap-usap punggungnya. Aku berusaha menenangkannya.
Tiba-tiba hadphone Firna berbunyi dan Firna berlari ke kamar untuk
mengangkatnya. Sementara itu A Elga menyuruhku melihat hasil SNMPTN yang telah
di screen capture. Dan ternyata benar, AKU LOLOS SNMPTN KE FK UNPAD!!!! Aku tak
berhenti mengucap syukur pada Alloh. Aku meminta tolong A Elga memasukkannya ke
dalam flashdisc supaya bisa dibawa pulang dan diperlihatkan pada mamah,
sementara itu aku masuk ke kamar Firna dan kembali memeluknya. Di kamar Firna
menerima telepon sambil terus menangis. Firna menutup telepon dan berusaha
menghentikan tangisannya.
"Per, nyesek banget per..."
"Sabar Pir.." aku bingung apa yang harus aku
katakan pada situasi ini.
"Kayanya aku salah pilih per.."
"emang kenapa?"
Firna lalu menyeritakan segala keluh kesahnya karena
salah memilih jurusan. Dia menganggap bahwa hal itulah yang menyebabkan dia
tidak lolos.
"Sabar Pir,, Alloh pasti punya jalan yang lebih
baik untuk kamu."
"Iya sih Per,, lagian kalaupun aku lolos, pasti
moal kahatean kuliahna" (Iya sih Per,, lagian kalaupun aku lolos, pasti
ga akan seneng kuliahnya)
"Tuh kan, geus atuh tong ceurik. Manya pirna nu
biasana ceria dan sok moyokan aku ayeuna tiba-tiba ciga kieu?? Semangat
Pir!!!" (Tuh kan, sudah dong jangan nangis. Masa Pirna yang biasanya ceria
dan suka moyokan aku sekarang tiba-tiba seperti ini? Semangat pir!!)
"enya per.. Do'akeun nya, aku rek daftar SMUP
jeung Unisba" (Iya per, do'akan ya, aku mau daftar SMUP dan Unisba)
"Pasti atuh pir. Pokona aku tunggu kamu di
Unpad!"
"Aamiiin...."
Setelah pulang ke rumah, aku langsung memperlihatkan
screen capture dari Firna. Ayahku langsung heboh mengucapkan selamat dan
berjanji akan mentraktir makan padaku. Mamahku pun bilang katanya kalau aku
lolos ke FK Unpad akan membelikanku dompet baru. Kulihat jam menunjukkan pukul
9 malam. Gila!! Jam segini aku baru tahu SNMPTN! Parah banget!!
Aku langsung shalat isya dan berterimakasih
sebanyak-banyaknya pada Alloh SWT. Ya Alloh terimakasih banyak atas nikmat yang
engkau berikan sehingga aku bisa lolos SNMPTN. Terimakasih ya Alloh kau telah
mengukir senyum di wajah kedua orangtuaku :D i love you, God.....
Bandung 21 Juli 2012
Vera Dianwari