Flash back saat pengumuman
undangan. Rasanya ga sedeg-degan saat akan pengumuman SNMPTN tertulis. Waktu
itu hari Sabtu, aku tidak merasa deg-degan sama sekali. Pengumuman undangan
besok, ya terus kenapa? Pokonya waktu itu aku tiis banget.
Setelah solat dzuhur, aku
mendapat SMS dari (duh siapa sih lupa?) yang mengatakan bahwa pengumuman SNMPTN
Undangan dimajukan jadi hari ini jam 5. Yang mendapat sms itu ternyata bukan
aku saja. Hampir semua anak SMA 3 yang les di RExa mendapatkan SMS itu. Oh
ternyata itu sms dari pak Encang, kepala sekolah SMA 3. Pertamanya aku tidak
percaya, ah masa sih pak Encang ngeSMS gitu? Mau bikin kita pada galau ya? Ah
pasti bukan, lagian di website SNMPTN tidak ada berita bahwa pengumumannya akan
dimajukan. Jadi santai aja..
Sekitar jam 2, Masitoh
langsung heboh, katanya isu pengumuman SNMPTN undangan akan dimajukan ternyata
benar! Masitoh sudah cek di websitenya dan disitu ada bom waktu yang akan
meledak pada jam 5 (boooooooom!!!!!! *ceritanya ini suara ledakan). Lah,
berarti sms itu benar dong? Aku cek timeline di twitter dan orang-orang pada
heboh ngomongin pengumuman SNMPTN Undangan, begitu juga di facebook.
Teman-teman seRExa pada heboh dan riweuh ga karuan. Contoh realnya tentu saja
Masitoh yang minta do'a kesana kemari. Tapi aku kok asa tiis aja gitu ya?
Padahal bentar lagi pengumuman SNMPTN undangan! Di dalam otakku cuma ada satu
kalimat: ya terus kenapa?
Aku bahkan heran sama
perasaanku sendiri. Kok bisa ya aku begitu santainya? Untuk membohongi diri aku
pura-pura ikutan riweuh, pura-pura deg-degan, dan pura-pura galau. Tapi padahal
mah sih biasa aja. Aku ngiri sama orang-orang yang deg-degan. Kayanya asyik
gitu ya bisa ngerasain deg-degan, hahaha.
Saat SNMPTN undangan aku
pilih FK Unpad di pilihan pertama dan FK UGM di pilihan kedua. Sebenarnya aku
ingin pilih FK UI di pilihan pertama, tapi mamah sama bapa ga ngijinin
gara-gara kasus pemerkosaan di angkot yang saat itu sedang trend di Jakarta.
Huh, meni sebel ya? Padahal sebelumnya si mamah mendukung penuh aku untuk daftar
FK UI. Yaudah setelah mencoba istikhoroh akhirnya dapet hidayah daftar FK
Unpad. Eeeeeeh tapi mamah sama bapa tiba-tiba menyarankan daftar ITB. Ya aku ga
mau dong! Aku kan inginnya jadi dokter. Setelah dialog yang cukup panjang dan
menguras keringat akhirnya orangtua mengalah dan membiarkan aku daftar FK
dengan syarat kalau tidak lolos SNMPTN Undangan, pada saat SNMPTN tulis harus
daftar ITB. Aku sih cuma iya iya aja. Masalah SNMPTN tulis gimana nanti aja
lah.
Oke, kembali ke cerita.
Setelah pulang TO, aku langsung solat ashar. Aku minta kepada Alloh supaya aku
diloloskan, entah kemanapun yang penting ujung-ujungnya jadi dokter. Mamah
sudah stay di depan komputer dengan muka deg-degan. Aku buat diriku seakan-akan
deg-degan juga (padahal engga sama sekali).
Saat itu koneksi internet
sedang sangat lancar. Wow tumben, mungkin ini suatu pertanda aku akan lolos
mungkin ya? Aku senyum kecil. Sambil menunggu bom waktu meledak aku main-main
skype, twitter, dan facebook. Aku melihat twit orang-orang yang sedang menunggu
pengumuman SNMPTN juga. Kebanyakan dari mereka ngetwit harapan supaya bisa
berteriak alhamdulillah saat keterima nanti. Anehnya aku malah merencanakan
twit yang akan aku publish apabila aku tidak keterima kedokteran baik melalui
SNMPTN Undangan maupun SNMPTN tulis. Aku malah ngebayangin nanti aku bakal jadi
cewe galau yang kuliah di ITB melalui
jalur tertulis dan selalu terngiang ingin lolos ke kedokteran. Nanti setelah
pengumuman aku mau ngetwit gini: "Aku ingin menjadi dokter, tapi jalan
hidupku membawaku ke ITB" bagus ya? Hahaha. Pokonya waktu itu aku udah
pasrah setengah mati tanpa deg-degan dan sekali lagi di dalam otakku cuma ada
kalimat: "Ya terus kenapa?"
Semakin mendekati jam 5
mamahku semakin deg-degan. Aku? Biasa aja. Daaaan setelah bom waktunya meledak,
kuisi nomor peserta dan tanggal lahir. Klik. Enter. Ternyata aku tidaak lolos!
Sedih? Engga sih biasa aja. Kulihat wajah mamah yang sepertinya tidak percaya.
"Ga lolos?" tanya
mamahku dengan muka masih tidak percaya.
"ah pasti salah ini.
Kita coba lagi ya mah, tapi kali ini sebelum klik enter baca bismillah
dulu" kataku mencoba menghibur mamah.
Aku kembali mencoba membuka
hasil SNMPTN Undangan. Kali ini mulai sedikit deg-degan, tapi biasa aja sih.
"Bismillah.."
ucapku sambil menekan tombol enter.
Sayangnya, aku memang tidak
lolos. Aku tertawa dan berfikir kalau rezekiku mungkin memang melalui SNMPTN
tertulis. Aku tidak kecewa sama sekali tapi mamahku? Nampaknya mamah sangat
kecewa. Melihat wajah mamah aku jadi sedikit merasa bersalah. Apalagi setelah
mamah bilang "mamah kecewa!" dan langsung pergi meninggalkan aku.
Tapi yasudahlah, nanti juga biasa lagi. Tidak ada rasa bersalah di hatiku saat
itu.
Aku melihat timeline twitter
dan takjub karena teman-temanku yang daftar undangan ke ITB pada keterima
semua. Sayangnya yang daftar ke FK baik Unpad, UI, Unibraw, UGM, UNS, Unsoed,
dan lain sebagainya tidak ada yang keterima. Wow, ada apa ini? Kenapa dari SMA3
tidak ada yang diterima di FK. Sedih? Enggak sih, biasa aja. Tapi Fika, Tina,
dan teman-temanku yang lain, katanya mereka nangis sampai tidak bisa
konsentrasi shalat. Aku heran kanapa aku tidak seperti mereka. Aku malah biasa
aja dan gak terpikir untuk nangis.
Esoknya, setelah shalat
subuh, tiba-tiba mamah datang ke kamarku dan marah-marah.
"Tuh kan ceuk mamah oge
naon, laina milih ITB kamu mah! Mun kamu milih ITB pasti lolos! Kamu mah da
bedegong!" (Tuh kan kata mamah juga apa, bukannya milih ITB! Kalau kamu
milih ITB pasti kamu lolos. Kamu sih ga mau diatur!)
"Da di ITB mah ga ada
kedokteran"
"Tapi kan pasti sukses
di ITB mah. Jurusan naon wae pasti sukses ari jebolan ITB mah! Pagawean naon
wae bisa ari kamu kuliah di ITB mah" (Tapi kan pasti sukses kalau di
ITB. Jurusan apa saja pasti akan sukses jika kamu lulusan ITB. Pekerjaan apa saja
pasti bisa kalau kamu mau kuliah di ITB)
"Atuh da ga mau aku
mah."
"Bedegong kamu mah!
Mamah kecewa!"
"ya atuh maaf
mamah.."
"pokona SNMPTN tulis
kudu milih ITB salah sahiji." (pokonya SNMPTN tulis harus milih ITB
salah satunya)
Dialog singkat pagi itu
membuat aku mematung. Seketika aku menangis. Ternyata mamah sangat kecewa
padaku. Aku kira mamah akan memotivasiku atau berbuat sesuatu untukku setelah
pengumuman kemarin, eh ternyata malah marah-marah.
Sejak saat itu aku jadi
takut. Bukan takut tidak lolos SNMPTN tulis, tapi aku takut masuk ITB. Aku
takut tidak lolos FK Unpad dan akhirnya harus terjebak di ITB bersama materi
kuliah yang 'bukan aku banget'. Aku langsung stress dan malah berpikir untuk
bunuh diri hanya karena takut masuk ITB.
Setelah konsultasi sana sini
akhirnya kuputuskan memilih SAPPK. Sebenarnya hati sangat berat ketika
mendaftar SNMPTN ke SAPPK ITB. Aku iri pada teman-teman yang dengan bebasnya
memilih dan tidak dipaksa memilih ITB. :( tapi yasudahlah, setidaknya aku masih
memiliki kesempatan untuk menjadi dokter, yakni dengan lolos FK Unpad.
Bandung, 21 Juli 2012
Vera Dianwari
6 komentar:
gkgkgkggk tapi kan sekarang udah jadi anak FK verrr :)))
iya Dimaaaas.... hehehe :D ini mah hanya mengenang masa lalu da
hai kak vera, mau nanya nih, kakak lulus fk unpad jalur apa kak? :D
Hai anonim :) aduh aku manggil kamu apa nih? bingung :P aku lulus lewat jalur SNMPTN :)
kamu mau masuk FK Unpad ya? aku tunggu yaaa :D
kak di cerita kan gak masuk snmptn, tp kok masuk fk unpad jalur snmptn?
#gakmudeng kak
Posting Komentar
terimakasih ya sudah membaca blogku :))