Diantara Lecture, Draft SOOCA, dan ruangan yang panas saya hanya bisa mengambar ini. hahaha |
Kenangan Madrasah Part 2
Gak kerasa bulan depan udah Isra Mi’raj aja. Sungguh berjuta rasa
kangen terakumulasi dihati. Rasnya ingin kembali ke masa kecil masa-masa dimana
setiap hari sore selalu mengaji di Madrasah Khusnul Khotimah tercinta. Seperti
biasa madrasah kece ini selalu mengadakan peringatan terhadap hari besar ini. Peringatan
tersebutmulai dari berbagai macam perlombaan (lomba membaca Al-Qur’an,
menghafal surat pendek, mengumandangkan adzan, cerdas cermat, dan lain
sebagainya), penampilan kelas (menari magadir, kabaret, bernyanyi, tagonian,
membaca surat, dan lain sebagainya), serta acara puncaknya yaitu tausiah dari
ustad kondang.
Waktu itu aku mengambil cukup banyak peran dalam peringatan
Isra Mj’raj ini. Aku membantu mendekor panggung serta mengikuti acara-acara
yang telah disebutkan di atas.
Untuk perlombaan aku mengikuti lomba menghafal surat pendek.
Waktu itu surat yang dilombakan adalah surat Al-Lail. Sesungguhnya aku pesimis
akan menang karena lawannya jago-jago. Ada Aji yang merupakan sodaranya Alm.
Pak ustad Aan, ada Firna anaknya Pak Ustad Asep, ada Ririn yang bacaannya
lembut memesona, dan santri-santri lain yang cukup kece. Nah aku? yaudahlah
bismillah aja. Bisa berkontribusi aja udah seneng banget J Eh ternyata emang
rezeki ga akan kemana, aku juara 2 :’). Yang juara 1 adalah Aji, dan juara dua
adalah Firna.
Pada perlombaan mengumandangkan adzan pesertanya juga
kece-kece. Ada Jamal si rambut landak yang suaranya subhanalloh, ada Ari, A
Bubun, A Doseng, A Iyan, Robbi, dan lain sebagainya. Dan tak dapat dipungkiri
bahwa suara Jamal memang tiada tandinganya. Dia menang juara satu. yuhuuu
Oia aku juga mengikuti lomba cerdas cermat. Kalo ini aku
kurang beruntung. Aku kalah, terus sedih, huhuhuhu. Aku lupa siapa yang menang
tapi kalau tidak salah yang menang itu dari kelasnya Alm. Pak Ustad Aan.
Perlombaan-perlombaan tadi berlangsung dari pagi hingga
sore. Nah untuk sore, acara diisi oleh peampilan-penampilan kelas. Penampilan kelas
dibuka oleh adik-adik kelas satu, yakni membaca hapalan surat. Aku masih ingat
pasti selalu ada yang nangis saat penampilan kelas. Disaat semua anak membaca
surat, ada anak yang menangis dan memanggil mamanya. Hahaha. Penampilan-penampilan
selanjutnya ada bernyanyi. Nah aku mendapat bagian loh disini. Iya, aku dan
teman-teman sekelas, ditambah teman-teman dari kelasnya Alm. Pak Aan, kami
menyanyikan lagu ‘Gegap Gempita’ yang liriknya sudah aku posting di tulisan
sebelumnya. Selanjutnya ada tarian yang selalu aku inginkan tapi tak pernah
terwujud. Yap, tari Magadir. Tarian ini mirip seperti tari saman tapi ini tuh
ala Khisnul Khotimah. Orang-orang yang ‘pasti’ menari Magadir pasti dari
kelasnya Alm. Pak Aan seperti Jamal, teh Yoan, teh Iyen, A iyan, A Egi, dan
lain sebagainya. Aku, Firna, Aji, Irin, dan teman-teman lain kadang suka sirik
sama mereka sehingga pada saat tim tari magadir latihan nari, kami suka ikut
nari juga di belakang mereka. Hohoho.
Penampilan lainnya adalah kabaret. Waktu itu kelasku
berkolaborasi dengan kelasnya Alm. Pak. Aan. Kami membawakan kabaret tentang hijrahnya
Rasulullah ke Madinah. Kelasku menjadi
kaum Muhajjirin dan kelasnya Alm pak Aan menjadi kaum Anshar. Untuk menampilkan
kabaret ini kami dilatih oleh A Erwin yang jago sekali menari dan beracting. Dia
juga merupakan consultan produk kecantikan Oriflame. Pokonya A Erwin ini T.O.P
banget untuk masalah kaya ginian. Penampilan kamu sesungguhnya sudah oke, tapi
sayang kami kurang mempersiapkan kostum sehingga akhirnya kami memakai kostum
yang ada saja. Kaum Muhajjirin memakai kostum perlengkapan shalat (mukena),
sedangkan kaum Anshar memakai seragam madrasah berwarna biru. Disini aku
melakukan hal bodoh, seharusnya setelah adegan sampai di madinah, kaum anshar
menari dan kaum muhajjirin berlari ke belakang panggung, nah aku malah ikut
menari bersama kaum Anshar. -‘’- ini sedih –‘’-. Setelah tarian kaum Anshar
selesai aku langsung masuk ke belakang panggung yg sempit. Sebenarnya aku sudah
tidak masuk lagi tapi disitu ada A Egi yang mempersilahkan aku berdiri di
sedikit tempat didepannya.
Diantara penampilan-penampilan tadi ada juga penampilan
tagonian. Aku ikut tagonian juga!! Cihuuuy!!! Dung dung dung dung.. dung dung
pam pam.. dung dung.. dung dung pam pam.. dung dung... disaat sku dan
teman-temsan tagonian memukul rebana, teteh (aku lupa namanya siapa)
menyanyikan lagu yang judulnya juga aku lupa apa tapi liriknya kaya gini: “suasana
di kota santri, asyik nananananana....”. oia Jamal juga menyanyi!! Tapi kalau
tidak salah dia nyanyi diiringi gitar.
Jeng-jeeeeengg.... masuklah pada fase puncak dari acara ini.
Yap, tausiah dari Ustad kondang Sekemirung, Ustad Ujang Ihsan. Hahaha. Ustad
ini sumpah kece badai cetar membahana. Cara penyampaian beliau yang ciamik nan
mempesona membuat siapa saja yang datang fokus dan tidak mengantuk. Karena ini
merupakan peringatan Isra Mi’raj maka tentu saja materi yang disampaikan adalah
tentang Isra Mi’raj.
Satu hal yang masih terngiang dalam ingatan:
“Teu kenging nyebut Nabi besar Rasulullah SAW. Upami kitu,
eta sarua jeung nganggap nabi anu sejen teh nabi leutik. Cukup nyebutkeun Nabi
urang sadayana Rasulullah SAW”
atau dalam bahasa lain:
“Jangan menyebut Nabi Besar Rasulullah SAW. Kalau seperti
itu sama saja kita menganggap nabi yang lain adalah nabi kecil. Cukuplah kita
menyebutkan Nabi kita semua Rasulullah SAW”
Dengan penuh rasa kangen,
Jatinangor, 7 Mei 2013
Vera Dianwari
Langganan:
Postingan (Atom)