Pengemis Perempatan Jalan
Disitulah kau berdiri..
Meski terkadang jonggkok..
Atau bahkan duduk..
Juga makan..
Dan tidur..
Bersama tiang pelangi..
Bersama lalat-lalat besar yang melewatimu setiap saat..
Matamu sayu..
Tunduk pada nasib..
Meski terkadang berusaha memejamkan mata untuk merubah nasib..
Mangkuk plastik tameng hidupmu..
Berharap orang-orang menusukkan koin emas..
Koin perak pun tak masalah..
Bahkan kertas kumel bergambar pahlawan..
Siapapun yang ada di situ tak penting bagimu..
Yang penting bisa makan..
Itu cukup..
Ketika usiamu semakin rontok..
Ketika umurmu tinggal sehelai saja..
Siapa yang peduli?
Apakah orang-tuamu?
Ah mana orang-tuamu? Bukannya mereka yang membuangmu?
Apakah anakmu?
Ah mana anakmu?
Apakah sanak saudaramu?
Kenal saja tidak..
Orang-orang sekitarmu?
Mereka hanya lalu-lalang..
Melihatmu mati saja belum tentu..
Kalaupun melihat, memangnya mau apa?
Hanya kejamnya dunia yang bisa..
Menemanimu hingga sang Khalik menjemput..
Dan meninggalkan bangkaimu..
Tiada terurus..
Di Bawah tiang pelangi..
Di perempatan jalan..
Bandung, 24 Agustus 2012
Vera Dianwari
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
terimakasih ya sudah membaca blogku :))