RSS

Apakah Aku Lolos SNMPTN??


Huaaaaaaaa hari ini pengumuman SNMPTN.....!!!! Sejak malam aku tidak dapat tidur dengan tenang. Pikiranku kemana-mana. Aku tidur dengan gelisah dan shalat pun sulit berkonsentrasi. Jantung serasa mau copot saja dan setiap saat selalu deg-degan. Mungkin jika dianalogikan, deg-degannya seperti gempa dengan kekuatan 9.8 SR. Oke, itu lebay, tapi ya begitulah keadaanku pada tanggal 6 Juli. Aku sangat takut sekali apabila tidak lolos SNMPTN. Aku tidak dapat membayangkan wajah orangtuaku nanti setelah pengumuman dikeluarkan. Apakah dihiasi air mata bahagia atau air mata kesedihan, itu masing misteri.

Seperti biasa kuawali hari dari pukul 3 pagi dengan shalat tahajjud, tilawah, dan shalat subuh. Aku tak lupa berdo'a supaya lolos SNMPTN. Tentu saja lolosnya ke FK Unpad. Sudah berlembar-lembar ayat al-qur'an yang aku baca, namun nampaknya itu tidak cukup untuk menghentikan rasa deg-degan yang aku rasakan. Mamah menyuruhku mengepel seisi rumah untuk mengalihkan perhatianku akan pengumuman SNMPTN.

''udah sana, bantu mamah ngepel rumah biar deg-degan nya hilang'' kata mamahku setelah selesai shalat subuh. Aku pun mengepel sambil mencoba membuang kekhawatiranku yang berlebihan. But, it doesn't work! Aku tetap merasa deg-degan!

Selesai mengepel, aku mandi. Siapa tau mandi dapat membuat pikiranku segar dan menyiram rasa deg-deganku sampai palid. Aaaah.. Tetap saja deg-degan! Bahkan aku sampai melamun di kamar mandi.

Kucoba tenangkan diriku dengan shalat duha dan tilawah lagi. I hope it works.. Oke, pada saat shalat dan tilawah aku merasa agak tenang (sedikit). Tapi setelah itu?? Deg-degan lagiiiii :( kulihat jam di dinding masih menunjukkan pukul 10.30. Uh, jam 7 malam masih sangat-sangat lama.. Menunggu pengumuman SNMPTN tuh ya deg-degannya minta ampun. Waktu yang harusnya sebentar terasa sangat lama.

Hahaha, ini kelewat lebay.  Tapi ya mau gimana lagi?? Aku memang super deg-degan!!

Hari ini ada jadwal pengurusan E-KTP di kantor kecamatan. Baguslah untuk killing-killing the time (maksudnya membunuh waktu, hehehe). Setelah para ikhwan selesai shalat jum'at, aku sekeluarga pergi ke kecamatan bersama uwa Ayyah. Kami pergi dengan berjalan kaki karena letak kantor kecamatan lumayan dekat, yakni di Cigadung Selatan (aku tinggal di Cigadung Timur). Selama perjalanan, aku menggalau segalau-galaunya. Aku masih memikirkan hasil SNMPTN yang akan diumumkan beberapa jam lagi. Mamah dan uwa Ayyah sibuk ngobrol berdua. Entah apa yang mereka bicarakan. Aku tidak tertarik untuk kepo karena terlalu sibuk memikirkan urusanku sendiri.

Setelah sampai kantor kecamatan, kami mengambil nomor urut. Cihuy, lumayan lah nomor 23. Selagi menunggu, aku internetan lewat hp. Aku membuka beberapa social media seperti facebook dan twitter. Aku lupa apa yang sedang aku cari tapi tiba-tiba tubuhku dingin seketika. Mataku terbelalak dan deg-deganku semakin menjadi-jadi. Di twitter dan salah satu group di facebook sedang ramai membahas SMS SMUP. Disitu dikatakan bahwa barang siapa yang menerima SMS SMUP artinya tidak lolos SNMPTN dan dianjurkan ikut SMUP. Waduh, lalu sms yang aku terima hari Selasa itu???

Apakah aku tidak lolos SNMPTN??

Apakah aku tidak lolos SNMPTN??

Wah bercandanya keterlaluan nih. Pertanyaan “Apakah aku tidak lolos SNMPTN??terus terulang di dalam otakku. Apakah ini hanya bualan belaka? Apakah ini hanya gosip? Aaaaah gimana dong kalau beneran? Aku tidak sanggup melihat wajah orang-tuaku yang saat ini sedang ketawa-ketiwi bareng uwa Ayyah dan para tetangga yang sama-sama sedang menunggu pelayanan e-ktp berubah jadi wajah penuh air mata kesedihan. Duh gimana dong? Gimana dong???

Aku bertanya pada teman-temanku yang sama-sama daftar ke Unpad lewat sms dan chat fb. Ternyata beberapa diantara mereka ada yang dapat. Yang dapat sms itu adalah Tami, Hanif, dan lain sebagainya. Mereka juga jadi ikutan riweuh tidak karuan dan khawatir kalau bualan itu akan menjadi nyata pada jam 7 malam.

Beberapa saat kemudian Firna dan keluarganya datang. Aku langsung bertanya tentang SMS SMUP itu. Hmm, Firna tidak mendapatkannya ternyata. Firna mencoba menenangkanku, begitu juga kakaknya yang bernama A Elga.

"Kalau hari ini ga keterima, coba aja besok liat di koran. Siapa tau keterima." kata A Elga.

"Hah?" aku heran.

"Jadi ya dulu pas pengumuman lewat website, Aa ga keterima. Aa mah yakin pasti servernya error da seluruh peserta seIndonesia buka web yang sama. Aa mah pede weh da pasti di koran aya. Besoknya, subuh-subuh Aa sama temen2 Aa rame-rame ke Asia-Afrika beli koran yang fresh from the oven. Aa nyari nama Aa di koran itu, eh kan bener ada nama Aa di situ. Jadi santai weh kalo hari ini ga keterima mah. Hehe"

"Itu teh asli Tok?" kata Firna tak percaya (Firna memanggil A Elga dengan panggilan Utok)

"Enya atuh. Da Aa mah yakin pasti katarima!" (iya dong. Karena Aa yakin pasti keterima) kata A Elga dengan sangat bangga.

Mendengar cerita A Elga aku bisa sedikit tenang. Tapi tapi........ Bayang-bayang SMS SMUP masih terus membayangiku.

"Geus Per, tong dipikiran teuing nu kitu mah. Tong dipercaya!" (Sudah Per, jangan terlalu dipikirkan yang seperti itu. Jangan dipercaya!) kata Firna kepadaku.

"Tapi Pir..."

"Sudahlah, mari kita ngeceng saja."

"Ah, ngeceng apaan.. Aki-aki semua -..-"

"Iya euy, ga asyik ya.."

"Iya"

"Eh per, itu per kita keceng aki-aki itu saja yang di belakang kamu"

"Haha, meni geuleuh.."

"atuh nu mana deui? Da euweuh deui.."

Firna selalu bisa membuat aku tidak galau. Rasa deg-degan aku pun lama-lama mulai hilang. Sambil menunggu antrian aku dan Firna menggosip banyak hal, mulai dari kecengan aku saat di madrasah yang ternyata sekarang sudah kerja dan jadi PNS, teh Nining yang sudah nampak lebih dewasa, temen Madrasah yang sudah menikah dan sekarang lagi hamil, tetangga aneh yang selalu mengeluarkan suara menyeramkan kalau mengeluarkan dahak, dan masih banyak lagi. A Elga juga ngajak aku dan Firna foto-fotoan dan bercanda.

"Vera Dianwari". Ada suara memanggilku. Wah ternyata sekarang giliranku.  Aku meninggalkan Firna dan yang lainnya dan bersiap untuk menerima pelayanan e-ktp.

Setelah selesai, aku kembali ke rumah. Saat itu jam menunjukkan pukul 16.00. Detak jantungku semakin liar dan tak terkendali. Bagaimana tidak, sekitar 3 jam lagi aku akan melihat hasil SNMPTN. Aku langsung shalat ashar dan tilawah untuk menenangkan hati. Entah berapa lembar ayat al-qur'an yang aku baca, aku masih tetap deg-degan. Aku tilawah sampai adzan maghrib berkumandang. Setelah shalat maghrib, aku melanjutkan tilawahku. Pokoknya, suasana hari itu sangat ramai dengan suara detak jantungku.

Jam menunjukkan pukul 18.30. Aku menyalakan komputer untuk melihat website SNMPTN. Tidak ada bom waktu seperti saat pengumuman SNMPTN undangan dulu. Wah kurang seru nih.. Tapi yasudahlah, lagian menurutku lebih baik bom waktu itu ditiadakan karena akan menambah rasa deg-degan.

Mendekati jam 7 malam, rasa deg-degan semakin menjadi dan tak terkontrol. Tepat jam 7 malam aku mencoba lagi membuka webite SNMPTN tapi sial error terus! Aku melihat timeline di twitter katanya sudah bisa dibuka. Aku coba terus menerus membuka website SNMPTN tersebut tapi sial selalu error dan loadingnya lamaaaaaa banget. Aku kembali mengecek twitter dan sangat kaget karena sudah banyak yang mengucap syukur alhamdulillah karena mereka lolos SNMPTN. Lah aku kok belum tahu apa-apa? Bagaimana ini??? Aku kembali terpikir akan SMS SMUP dan berprasangka bahwa aku tidak akan lolos. Aaaaa gimana ini? Gimana????

Aku bertanya pada Hanif, temanku yang menerima SMS SMUP lewat chat di facebook. Dan kau tahu, ternyata Hanif tidak lolos SNMPTN. Aaaaah tuh kan :( jangan-jangan aku tidak lolos juga! Tidaaaaaaaak!

Rasanya ingin sekali menangis. Aku terus mencoba membuka website SNMPTN tapi tetap saja error :( aku melihat timeline di twitter, Tomi bilang aku lolos ke FK Unpad. Hah?? Apakah berita itu benar?? Mata ibuku berkaca-kaca. Dan riweuh bukan main.

"Mamah gak percaya sebelum melihat sendiri dari web nya!" Kata mamah menanggapi twit dari Tomi.

"Iya bapa juga ga percaya!" kata bapaku menambahkan.

Kalau aku? Aku juga masih belum percaya karena aku masih terngiang SMS SMUP itu. Lagian di twit Tomi, tidak ada nama Tami sebagai murid SMA3 yang lolos FK Unpad. Tuh kan Tami yang dapet SMS SMUP juga ga lolos, gimana aku? Pikirku saat itu.

Aku masih belum bisa membuka website SNMPTN itu. Kegelisahan menyelimuti rumahku meskipun Tomi bilang aku lolos. Banyak sms masuk dan mengucapkan selamat atas kelolosanku ke FK Unpad. Loh, mereka tau dari mana? Kok aku sendiri gak tau sih? Kok aku belum yakin ya???

Seiring dengan sms ucapan selamat, banyak juga yang meneleponku untuk mengucap selamat. Aaaaa tapi aku masih belum bisa percaya karena aku belum melihat dengan mata kepalaku sendiri.

Fika, sahabatku meneleponku. Dia bilang dia lolos Ilmu Perpustakaan Unpad. Fika menawarkan bantuan untuk melihat hasil SNMPTNku. Tapi sayang, koneksi internet di rumah Fika sangat lambat ketika akan melihat hasil milikku. Ada apa ini? Apakah ini pertanda........ Ah tidak tidak tidak...


Tina meneleponku. Dia ternyata tidak lolos SNMPTN ke FK UGM. Sedih? Tentu saja. Namun dari suara di telepon aku tahu dia pasti sedang berusaha terdengar bahagia. Tina menawarkan bantuan untuk melihat hasil SNMPTNku, tapi sayang Tina pun tidak berhasil karena selalu error saat memasukkan dataku. Aah tuh kan jadi tambah merod :(

Ci, teman seperjuanganku yang sma-sama mengharapkan lolos ke FK Unpad mengirimiku SMS yang isinya mengucapkan selamat. Tanpa basa basi aku menelepon Ci untuk mengklarifikasi kebenaran.

"assalamualaikum" kataku dengan nada senang campur bingung.

"waalaikumsalam"

"Ci, beneran urang lolos?" (ci, beneran aku lolos?)

"Iya.. maneh lolos FK Unpad" (iya.. kamu lolos FK Unpad)

"maneh tau dari mana?" (kamu tau dari mana?)

"dari PDF yang link nya udah urang kirim ke maneh"

"waaa alhamdulillah. Tapi ih urang masih belum percaya soalnya belum lihat dengan mata kepala sendiri"

"udah percaya aja, lolos kok"

"maneh  lolos juga?"

"Iya tapi lolosnya ke SF ITB"

"woow Alhamdulillah, selamat yaaaa!!!!!"

"Iya makasih.."

Mamahku yang antusias mendengar berita itu langsung menyambar handphoneku.

"Ci itu beneran kan? Tante gak percaya ih.."

"Iya beneran kok.. Vera lolos FK Unpad"

Aku tidak terlalu kepo pembicaraan mereka karena aku sibuk mendownload link yang Ci beri padaku. Namun sial, loadingnya lamaaaaaaaaaaa banget.

Sekitar jam 8 malam, Firna menelepon dan menanyakan kelolosanku.

"Per kumaha? Lolos teu?" (Ver bagaimana? Lolos tidak?)

"Teuing Pir, cenah mah lolos tapi urang belum liat da ini susah pisan dibuka web nya." (Tidak tahu pir, katanya sih lolos tapi aku belum lihat karena ini susah sekali dibuka web nya)

"Sok nomor kamu sabaraha?" (nomormu berapa?)

"1123406850"

Sudah banyak teman yang ingin membantuku seperti Fika, Tina, dan lain sebagainya. Mereka ikut penasaran akan kelolosanku. Dari banyaknya orang yang membantu, akhirnya hanya Firna yang berhasil melihat hasilku.

"Per Selamat kamu lolos FK Unpad?"

"Beneran?"

"Bener. Gancang kadieu!!" (Benar, cepat kemari)

Segera aku melesat ke rumah Firna yang hanya beda satu gang dari rumahku. Dari jauh istrinya A Elga, Teh Peppy, sudah melambai-lambai sambil mengucap selamat.

"Selamat Veraaaa"

"Itu teh beneran teteh?"

"iya, sok aja ke dalam liat sendiri"

Aku langsung masuk rumah Firna. Disitu sudah ada Firna, A Elga, dan mamah Firna. Mereka mengucap selamat. Tapi tiba-tiba Firna menangis sejadi-jadinya.

"Aku ga lolos per.."

"aslina? Ah bercanda.."

"Beneran.."

Firna langsung jatuh ke pundakku dan menangis sambil memelukku. Aku masih tidak percaya dengan apa yang Firna katakan. Aku memeluknya sambil mengusap-usap punggungnya. Aku berusaha menenangkannya. Tiba-tiba hadphone Firna berbunyi dan Firna berlari ke kamar untuk mengangkatnya. Sementara itu A Elga menyuruhku melihat hasil SNMPTN yang telah di screen capture. Dan ternyata benar, AKU LOLOS SNMPTN KE FK UNPAD!!!! Aku tak berhenti mengucap syukur pada Alloh. Aku meminta tolong A Elga memasukkannya ke dalam flashdisc supaya bisa dibawa pulang dan diperlihatkan pada mamah, sementara itu aku masuk ke kamar Firna dan kembali memeluknya. Di kamar Firna menerima telepon sambil terus menangis. Firna menutup telepon dan berusaha menghentikan tangisannya.

"Per, nyesek banget per..."

"Sabar Pir.." aku bingung apa yang harus aku katakan pada situasi ini.

"Kayanya aku salah pilih per.."

"emang kenapa?"

Firna lalu menyeritakan segala keluh kesahnya karena salah memilih jurusan. Dia menganggap bahwa hal itulah yang menyebabkan dia tidak lolos.

"Sabar Pir,, Alloh pasti punya jalan yang lebih baik untuk kamu."

"Iya sih Per,, lagian kalaupun aku lolos, pasti moal kahatean kuliahna" (Iya sih Per,, lagian kalaupun aku lolos, pasti ga akan seneng kuliahnya)

"Tuh kan, geus atuh tong ceurik. Manya pirna nu biasana ceria dan sok moyokan aku ayeuna tiba-tiba ciga kieu?? Semangat Pir!!!" (Tuh kan, sudah dong jangan nangis. Masa Pirna yang biasanya ceria dan suka moyokan aku sekarang tiba-tiba seperti ini? Semangat pir!!)

"enya per.. Do'akeun nya, aku rek daftar SMUP jeung Unisba" (Iya per, do'akan ya, aku mau daftar SMUP dan Unisba)

"Pasti atuh pir. Pokona aku tunggu kamu di Unpad!"

"Aamiiin...."

Setelah pulang ke rumah, aku langsung memperlihatkan screen capture dari Firna. Ayahku langsung heboh mengucapkan selamat dan berjanji akan mentraktir makan padaku. Mamahku pun bilang katanya kalau aku lolos ke FK Unpad akan membelikanku dompet baru. Kulihat jam menunjukkan pukul 9 malam. Gila!! Jam segini aku baru tahu SNMPTN! Parah banget!!

Aku langsung shalat isya dan berterimakasih sebanyak-banyaknya pada Alloh SWT. Ya Alloh terimakasih banyak atas nikmat yang engkau berikan sehingga aku bisa lolos SNMPTN. Terimakasih ya Alloh kau telah mengukir senyum di wajah kedua orangtuaku :D i love you, God.....







Bandung 21 Juli 2012

Vera Dianwari

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Flash Back SNMPTN Undangan


Flash back saat pengumuman undangan. Rasanya ga sedeg-degan saat akan pengumuman SNMPTN tertulis. Waktu itu hari Sabtu, aku tidak merasa deg-degan sama sekali. Pengumuman undangan besok, ya terus kenapa? Pokonya waktu itu aku tiis banget.

Setelah solat dzuhur, aku mendapat SMS dari (duh siapa sih lupa?) yang mengatakan bahwa pengumuman SNMPTN Undangan dimajukan jadi hari ini jam 5. Yang mendapat sms itu ternyata bukan aku saja. Hampir semua anak SMA 3 yang les di RExa mendapatkan SMS itu. Oh ternyata itu sms dari pak Encang, kepala sekolah SMA 3. Pertamanya aku tidak percaya, ah masa sih pak Encang ngeSMS gitu? Mau bikin kita pada galau ya? Ah pasti bukan, lagian di website SNMPTN tidak ada berita bahwa pengumumannya akan dimajukan. Jadi santai aja..

Sekitar jam 2, Masitoh langsung heboh, katanya isu pengumuman SNMPTN undangan akan dimajukan ternyata benar! Masitoh sudah cek di websitenya dan disitu ada bom waktu yang akan meledak pada jam 5 (boooooooom!!!!!! *ceritanya ini suara ledakan). Lah, berarti sms itu benar dong? Aku cek timeline di twitter dan orang-orang pada heboh ngomongin pengumuman SNMPTN Undangan, begitu juga di facebook. Teman-teman seRExa pada heboh dan riweuh ga karuan. Contoh realnya tentu saja Masitoh yang minta do'a kesana kemari. Tapi aku kok asa tiis aja gitu ya? Padahal bentar lagi pengumuman SNMPTN undangan! Di dalam otakku cuma ada satu kalimat: ya terus kenapa?

Aku bahkan heran sama perasaanku sendiri. Kok bisa ya aku begitu santainya? Untuk membohongi diri aku pura-pura ikutan riweuh, pura-pura deg-degan, dan pura-pura galau. Tapi padahal mah sih biasa aja. Aku ngiri sama orang-orang yang deg-degan. Kayanya asyik gitu ya bisa ngerasain deg-degan, hahaha.

Saat SNMPTN undangan aku pilih FK Unpad di pilihan pertama dan FK UGM di pilihan kedua. Sebenarnya aku ingin pilih FK UI di pilihan pertama, tapi mamah sama bapa ga ngijinin gara-gara kasus pemerkosaan di angkot yang saat itu sedang trend di Jakarta. Huh, meni sebel ya? Padahal sebelumnya si mamah mendukung penuh aku untuk daftar FK UI. Yaudah setelah mencoba istikhoroh akhirnya dapet hidayah daftar FK Unpad. Eeeeeeh tapi mamah sama bapa tiba-tiba menyarankan daftar ITB. Ya aku ga mau dong! Aku kan inginnya jadi dokter. Setelah dialog yang cukup panjang dan menguras keringat akhirnya orangtua mengalah dan membiarkan aku daftar FK dengan syarat kalau tidak lolos SNMPTN Undangan, pada saat SNMPTN tulis harus daftar ITB. Aku sih cuma iya iya aja. Masalah SNMPTN tulis gimana nanti aja lah.

Oke, kembali ke cerita. Setelah pulang TO, aku langsung solat ashar. Aku minta kepada Alloh supaya aku diloloskan, entah kemanapun yang penting ujung-ujungnya jadi dokter. Mamah sudah stay di depan komputer dengan muka deg-degan. Aku buat diriku seakan-akan deg-degan juga (padahal engga sama sekali).

Saat itu koneksi internet sedang sangat lancar. Wow tumben, mungkin ini suatu pertanda aku akan lolos mungkin ya? Aku senyum kecil. Sambil menunggu bom waktu meledak aku main-main skype, twitter, dan facebook. Aku melihat twit orang-orang yang sedang menunggu pengumuman SNMPTN juga. Kebanyakan dari mereka ngetwit harapan supaya bisa berteriak alhamdulillah saat keterima nanti. Anehnya aku malah merencanakan twit yang akan aku publish apabila aku tidak keterima kedokteran baik melalui SNMPTN Undangan maupun SNMPTN tulis. Aku malah ngebayangin nanti aku bakal jadi cewe galau yang kuliah di  ITB melalui jalur tertulis dan selalu terngiang ingin lolos ke kedokteran. Nanti setelah pengumuman aku mau ngetwit gini: "Aku ingin menjadi dokter, tapi jalan hidupku membawaku ke ITB" bagus ya? Hahaha. Pokonya waktu itu aku udah pasrah setengah mati tanpa deg-degan dan sekali lagi di dalam otakku cuma ada kalimat: "Ya terus kenapa?"

Semakin mendekati jam 5 mamahku semakin deg-degan. Aku? Biasa aja. Daaaan setelah bom waktunya meledak, kuisi nomor peserta dan tanggal lahir. Klik. Enter. Ternyata aku tidaak lolos! Sedih? Engga sih biasa aja. Kulihat wajah mamah yang sepertinya tidak percaya.

"Ga lolos?" tanya mamahku dengan muka masih tidak percaya.

"ah pasti salah ini. Kita coba lagi ya mah, tapi kali ini sebelum klik enter baca bismillah dulu" kataku mencoba menghibur mamah.

Aku kembali mencoba membuka hasil SNMPTN Undangan. Kali ini mulai sedikit deg-degan, tapi biasa aja sih.

"Bismillah.." ucapku sambil menekan tombol enter.

Sayangnya, aku memang tidak lolos. Aku tertawa dan berfikir kalau rezekiku mungkin memang melalui SNMPTN tertulis. Aku tidak kecewa sama sekali tapi mamahku? Nampaknya mamah sangat kecewa. Melihat wajah mamah aku jadi sedikit merasa bersalah. Apalagi setelah mamah bilang "mamah kecewa!" dan langsung pergi meninggalkan aku. Tapi yasudahlah, nanti juga biasa lagi. Tidak ada rasa bersalah di hatiku saat itu.

Aku melihat timeline twitter dan takjub karena teman-temanku yang daftar undangan ke ITB pada keterima semua. Sayangnya yang daftar ke FK baik Unpad, UI, Unibraw, UGM, UNS, Unsoed, dan lain sebagainya tidak ada yang keterima. Wow, ada apa ini? Kenapa dari SMA3 tidak ada yang diterima di FK. Sedih? Enggak sih, biasa aja. Tapi Fika, Tina, dan teman-temanku yang lain, katanya mereka nangis sampai tidak bisa konsentrasi shalat. Aku heran kanapa aku tidak seperti mereka. Aku malah biasa aja dan gak terpikir untuk nangis.

Esoknya, setelah shalat subuh, tiba-tiba mamah datang ke kamarku dan marah-marah.

"Tuh kan ceuk mamah oge naon, laina milih ITB kamu mah! Mun kamu milih ITB pasti lolos! Kamu mah da bedegong!" (Tuh kan kata mamah juga apa, bukannya milih ITB! Kalau kamu milih ITB pasti kamu lolos. Kamu sih ga mau diatur!)

"Da di ITB mah ga ada kedokteran"

"Tapi kan pasti sukses di ITB mah. Jurusan naon wae pasti sukses ari jebolan ITB mah! Pagawean naon wae bisa ari kamu kuliah di ITB mah" (Tapi kan pasti sukses kalau di ITB. Jurusan apa saja pasti akan sukses jika kamu lulusan ITB. Pekerjaan apa saja pasti bisa kalau kamu mau kuliah di ITB)

"Atuh da ga mau aku mah."

"Bedegong kamu mah! Mamah kecewa!"

"ya atuh maaf mamah.."

"pokona SNMPTN tulis kudu milih ITB salah sahiji." (pokonya SNMPTN tulis harus milih ITB salah satunya)

Dialog singkat pagi itu membuat aku mematung. Seketika aku menangis. Ternyata mamah sangat kecewa padaku. Aku kira mamah akan memotivasiku atau berbuat sesuatu untukku setelah pengumuman kemarin, eh ternyata malah marah-marah.

Sejak saat itu aku jadi takut. Bukan takut tidak lolos SNMPTN tulis, tapi aku takut masuk ITB. Aku takut tidak lolos FK Unpad dan akhirnya harus terjebak di ITB bersama materi kuliah yang 'bukan aku banget'. Aku langsung stress dan malah berpikir untuk bunuh diri hanya karena takut masuk ITB.

Setelah konsultasi sana sini akhirnya kuputuskan memilih SAPPK. Sebenarnya hati sangat berat ketika mendaftar SNMPTN ke SAPPK ITB. Aku iri pada teman-teman yang dengan bebasnya memilih dan tidak dipaksa memilih ITB. :( tapi yasudahlah, setidaknya aku masih memiliki kesempatan untuk menjadi dokter, yakni dengan lolos FK Unpad.









Bandung, 21 Juli 2012


Vera Dianwari

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS