RSS

Mang Doger Monyet yang Malang



Hari ini lebaran. Hari dimana kita seharusnya berkumpul dengan keluarga untuk silaturahim dan maaf-maafan. Namun tidak untuk mang doger monyet ini.
.
Tadi (banget) aku baru pulang dari rumah nenekku yang hanya beda satu RW denganku. Aku RW 9 dan nenekku RW 10. Aku disuruh pulang karena disuruh mamah menjahit jemuran yang sudah kering karena dikhawatirkan sebentar lagi akan hujan. Saat perjalanan pulang, sayup-sayup aku mendengar suara bonang dan cempres berbunyi. Nadanya adalah nada yang biasanya terdengar ketika doger monyet beraksi bak bintang sirkus.
.
Aku terus berjalan hingga sampai di rumah. KEbetulan pertunjukkan doger monyetnya ada di depan rumahku. Tapi betapa kagetnya aku ketika melihat bahwa pertunjukkannya sepi. sepiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii banget. Oh baru mulai kali ya? yaudah lah… Akhirnya aku masuk rumah dan mengangkat jemuran.
.
Setelah aku menjahit jemuran aku melirik lagi ke luar melalui jendela untuk melihat doger monyet. Shock banget pas tau kalau pertunjukkannya masih sepi banget aja. Cuma ada dua orang anak kecil dan ayahnya saja yang menonton. Biasanya sebelum pertunjukkan muncul pun anak-anak sudah pada berkumpul untuk menyaksikan doger monyet ini.
.
Apakah anak-anak kampung  Sekemirung pada mudik? ah kayanya enggak semua mudik deh. Rata-rata mereka sama sepertiku, semua keluarganya masih di Sekemirung juga cuma beda RW atau bahkan beda RW.
.
Perjuangan mendapatkan uangnya Mang Doger monyet ini telah menyambuk hatiku (aduh lebay). Saat aku mengeluh karena THR yang diterima jauuuuuuuh lebih sedikit dari tahun-tahun sebelumnya dan aku tidak bersyukur, mang ini malah harus bekerja keras untuk memiliki THR  yang setidaknya bisa digunakan untuk menghidupi keluarganya. Syukur-syukur kalau bisa ngasih THR ke sanak saudara lain.
.
.
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?? (Ar-Rahman 13)
.
.
Bandung, 8 Agustus 2013
Vera Dianwari

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Matamu Mengalihkan Duniaku

Gejolak indah dengan bulatan cinta di tengah..
Bukan donat..
Karena matamu tidak bolong..
Matamu berisi cinta..
Yang mengalihkan duniaku..

Benar adanya..
Duniaku teralihkan..
Pada imajinasi di dunia yang seakan khayal..
Padahal nyata..

Kupikir ini hanya tipuan..
Ketika kau menatapku..
Hingga aku tak sanggup melihatnya..

Apa ini sengaja?
Kau ingin menjebakku?
Membuatku menatapmu miris..
Karena ada yang membuat cinta yang ada di matamu menjadi kabur..

Maaf..
Aku tak dapat membalasmu dengan cinta..
Hanya saputangan ini yang dapat aku berikan..
Untuk membersihkan belekmu..

Butiran belekmu..
Telah mengalihkan cinta..
Mengalihkan duniaku..





Bandung, 6 Agustus 2013
Vera Dianwari

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

From Jatinangor to Jayapura Part 1




Secial Thanks: sebagian besar foto diambil dari kamera Khaerunnisa A. H.

27 Juni 2013

Sebenarnya aku sangat excited terhadap acara pengabdian yang dilkukan oleh FK Unpad ini. Tapi entah kenapa di H-1 acara ini aku merasa stress sekali dan tidak mau sama sekali memikirkan Jayapura. Amanah yang seharusnya selesai sebelum berangkat ke Jayapura pada H-1 ini belum terselesaikan dan malah terharkoskan. Sepatu yang akan aku pakai ke Jayapura tiba-tiba menghilang begitu saja. Untungnya aku masih mempunyai satu pasang sepatu yang masih bisa dipakai meski sebenarnya tidak layak pakai lagi. Sedih lah.

28 Juni 2013

Aku bangun jam 2 pagi. Aku baru sadar kalau aku belum membereskan barang-barang yang harus aku bawa ke Jayapura. Setelah mandi barulah aku berempong-rempong ria membereskan barang-barang yang kan aku bawa ke Jayapura. Tak terasa jam sudah menunjukkan jam 4 pagi. Aku belum selesai membereskan semuanya ._. you have to know how rempong i am!!! Teman-teman sekamar lain sudah siap untuk berangkat sedangkan aku masih sibuk dengan barang bawaanku yang belum selesai dibereskan. Bahkan setelah semua orang keluar kamar pun aku masih harus kembali lagi ke kamar karena aku baru ingat ada yang tertinggal. Aaaaaaa...

Aku dan teman-teman sekamar pergi ke FK dengan berjalan kaki. Pada saat berjalan aku baru ingat kalau ternyata aku masih banyak barang yang tertinggal. Ah tapi ya sudahlah, bale sudah sangat jauh dari kakiku berpijak pada saaat itu. Jadi yasudahlah....

Sesampainya di FK, aku berpisah dengan teman-teman sekamar karena kami beda desa. Kami harus registrasi di meja yang berbeda-beda. Kalau aku waktu itu registrasi di meja yang dijaga oleh Teh Hasanah. Setelah registrasi aku dan yang lainnya shalat subuh berjamaah di masjid Asy-Syifaa. Di masjid pun aku baru ingat bahwa masih ada barang yang masih tertinggal. Tadinya mau diambil sih, tapi aku takut ditinggal bus pergi. Kabarnya sih bus berangkat dari FK pukul 5, tapi eh tapi... busnya berangkat pukul 07.00. bete? Iya! Tapi ya mau gimana lagi. Sebagai peserta Cuma bisa ngikutin aja.
Jam 07.00 bus yang aku tumpangi, yakni bus 20, berangkat dari FK. Yeaaay!!! Let’s begin this trip~~~

Bus yang kami tumpangi ditangungjawabi oleh Kang Abi, Teh Ansa, dan pak Agus, tapi kang Abi lebih suka memanggil beliau Om Agus. Hahahaha.. Bus yang aku tumpangi ini disupri oleh pak Opik dan kneknya bernama pak Mpi. Pak Opik dan Pak Mpi selalu berbicara bahasa Sunda. Nisa, temanku yang berasal dari Garut terkadang larut dalam pembicaraan mereka. Aku Cuma bisa ketawa-ketawa mendengar pembicaraan mereka.

Dari sejak masuk wilayah Cileunyi sampai Garut aku tertidur pulas. Aku tidak tau apa yang telah terjadi. Pokonya ketika aku bangun kami sudah sampai di Nagrek. Woooow... kayanya aku tidur lama banget ya? Hhahaha. Di kawasan ini aku masih setengah tidur setengah terbangun sehingga aku putuskan untuk kembali tidur. Hehe.. Aku kembali terbangun ketika kurasakan ada banyak manuver yang membuat badanku berdendang ke kanan dan ke kiri. Oh ternyata kami sudah memasuki wilayah Cikajang yang luar biasa ekstrim kelokannya. Teman sebusku ada yang muntah. Kalau tidak salah namanya Gina. Dia adalah mahasiswa kebidanan. Mukanya pucat pasi. Kasian banget!! Dia meminta teh anget kepada Teh Ansa tapi sayanganya teh Ansa tidak bisa mengabulkan permintaannya karena tidak ada warung terlihat di daerah tersebut. Setelah melewati Cikajang yang luar biasa, kami melewati Pameungpeuk yang jalannya berkelok juga tapi menurutku tidak seekstrim Cikajang. Tapi tetap saja ekstrim sih. Pemandangan sangatlah indah di luar sana. Nisa yang asli orang Garut menceritakan semua tempat yang ia ketahui di Garut. Aku Cuma bisa takjub dan bilang “oh” yang panjang. Waaa pokonya Garut keren banget!!!!!!! Makasih loh nis udah jadi Guide aku! hihihi :p






Oia selama perjalanan kami dikawal oleh mobil polisi. Cihuy! Sumpah ini keren banget serasa pejabat sampai harus dikalawal-kawal segala!!



Akhirnya kami masuk daerah Cikole (eh cikole bukan sih? Atau Cikelek? Lupa ah pokonya mah masih daerah Garut). Disini kami istirahat dulu. Para lelaki muslim semuanya shalat Jumat sedangkan kami para perempuan memanfaatkan waktu untuk buang air kecil, berfoto ria, dan mengabarkan orang-orang tentang keberadaan kami melalui sms dan telepon. Pada saat istirahat ini aku melihat koass yang mirip sama temen bimbel aku tapi ini versi berototnya. Haha. Gapenting banget ini sih. Aku juga melihat dr.Wulan dengan dandanan hijabersnya sedang ketawa-ketiwi sama seseorang. Seseorang tersebut sepertinya adalah dokter, tapi aku ga tau sih, ga kenal.



Setelah makanan datang, kami melanjutkan perjalanan. Jalan masih sangat berliku-liku. Teman-teman sebisku memutuskan untuk menunda makan karena takut tersedak tapi aku sih bodo amat, perut sudah meringis minta diisi makanan. Akhirnya aku makan makanan yang dikasih panitia sampai habis dan tinggal menyisakan sambal. Ketika aku sudah selesai makan, teman-teman yang lain barulah mulai makan.

We are in the south of West Java!!!! Yuhuuuu... jam menunjukkan pukul 15.00. Kami sudah dapat melihat pantai selatan yang sangat indah!! Ketika melihat laut, Pak Opik dan Pak Mpi berdialog dalam bahasa Sunda yang cukup lucu menurutku.

“Mpi tingali eta balong gede!!” (Mpi, lihat, ada danau besar!!) *danau besar tuh maksudnya laut

“wah enya euy” (wah iya nih)

“buru bejaan incu. Bejakeun abah ningali balong gede” (ayo cepat beritahu cucumu kalau kamu melihat laut)

“hahaha” *meraih handphone*

“wah cigana asyik nya mun mawa incu mah” (wah sepertinya asyik ya kalau kita membawa cucu)

“nya heueuh atuh” (iya dong)

“tuh Mpi tingali ih meni luas kitu nya” (Lihat Mpi, luas banget ya!)

“enya. Cigana mun rek ngumbah mobil mah tinggal di anclomkeun ge geus bersih nya” (iya. Sepertinya kalau mau membersihkan mobil tinggal dimasukin aja langsung sudah bersih)

“hahahahahahahahahahahahaha si Mpi mah..”

Tak lama kemudian, Nisa tiba-tiba berteriak “itu Australia!!”

Semua orang langsung spontan melirik ke “Australia” yang dimaksud. Ternyata itu adalah pulau tak berpenghuni bernama Christmast island. Dari kaca bus terlihat seperti gedung berwarna putih yang menjulang. Nampaknya sih itu mercusuar. Tapi gatau deng.

“Mpi, tingali tuh Australia!!” (Mpi lihat tuh Australia!!)

“Mun ka Arab cigana bisa da lewat dinya” (Kalau ke Arab sepertinya bisa lewat situ)
Semua langsung hening seketika. Arab? Tapi suasanya cair kembali tatkala kami semua tertawa.

“Naha bet ka Arab?”(kenapa ke Arab?)

“enya ka Arab. Mun ka Arab mah bisa lewat laut” (iya ke Arab. Kalau mau ke Arab bisa lewat laut)

“ka Australia Mpi, lain ka Arab!” (Ke Australia Mpi, bukan ke Arab!)

“enya lah eta..” (iya lah itu)

Pak Mpi memang sangat polos sekali. Terlihat dari raut wajahnya. Hahahaha...

Di suatu jalan, aku lupa dimana, pokonya masih daerah Garut, ada tanjakan yang cukup curam. Pak Opik takut bus tidak akan mampu menahan berat badan kami. Akhirnya kami semua turun dari dalam bus kecuali Gina. Fuih, such a miracle.. aakhirnya kami bisa turun dari bus dan melepaskan pantat dari kursi bus yang membuat pantat menjadi abstrak selama sekian jam.

Selagi menunggu bus menaiki tanjakan, aku Nisa, dan Hadi memutuskan untuk buang air kecil terlebih dahulu. Aku buang air keci di kamar mandi milik warga. Kamar mandinya menyedihkan menurutku. Pintunya tidak dapat dikunci, hanya bisa ditutup. Meskipun ditutup, tapi tidak bisa ditutup secara sempurna karena menyisakan celah dengan lebar 1 cm. Pemilik kamar mandi itu adalah seorang bapak tua yang badannya sudah dilumuri oleh keriput menandakan usianya tak lagi muda. Bapak itu baik sekali loh!! Semoga suatu saat aku bisa membantunya, aamiiiin...

Selagi mengantri kamar mandi, tiba-tiba ada kakak-kakak berwajah India yang mendekati kami

“ngantri?”

“iya kak”

“oh oke, saya akan tunggu”

“kakak koass atau residen?”

“saya koass”

“batch berapa kak?”

“2009. Eh kamu pasti mahasiswa tahun pertama ya?”

“iya kak..”

“Eh, ini perjalanan masih jauh ya?”

“iya kak, katanya sih 50KM lagi”

“oia? Uwalah masih sangat jauh ya,,”

“iya..”

Setelah buang air kecil kami kembali melanjutkan perjalan, tapi foto-foto dulu sih, hehe. Kami kembali naik ke bus setelah bus berhasil melewati tanjakan yang cukup curam. Perjalanan selanjutnya berjalan dengan penuh adrenalin. Jalanan rusak parah! Banyak lubang disana-sini. Untunglah pak Opik memiliki skill mengemudi yang cukup oke sehingga kami masih bisa selamat melewati jalanan itu. Sayangnya karena jalanannya jelek (super jelek sih), pak Opik jadi sering ngomel-ngomel.



Di perjalanan, bus nomor sekian (lupa nomor berapa) mengalami sedikit maslah sehingga memaksa kami untuk berhenti karena sesuai dengan S.O.P kami harus berjalanan beriringan sebanyak 50 bus. Aku dan Nisa yang bosan di dalam bus akhirnya keluar dan berfoto-foto. Pak Mpi yang sepertinya kelaparan daritadi mulai memakan nasi kotaknya yang diberikan oleh panitia. Pak Mpi memakan nasi kotaknya di luar bus sammbil jongkok di tanah. Saat pak Mpi makan, tiba-tiba ada 3 anjing besar yang mendekatinya dan berniat mengambil makanan pak Mpi. Sontak Pak Mpi menghalau para anjing itu. Memang dasar anjing nakal, mereka terus-terusan saja mengganggu pak Mpi.

Setelah bus yang tadi mogok berhasil diperbaiki, kami kembali melanjutkan perjalanan dengan jalan yang masih sangat jelek. Tapi somehow, aku suka jalan jelek ini. Kaya memacu adrenalin gitu. Pokonya asyik lah kata aku mah..

Finally, 1t 18.30, kami tiba di Rancabuaya. Yang membuat aku takjub adalah disini ada Alfamart. Uwaaaa....... seperti menemukan surga, aku langsung turun dan membeli air minum. Aku meminta keresek paling besar kepada mas-mas alfamartna. Kenapa? Karena aku lupa bawa keresek untuk wadah baju bersih. Huhuhu sedih banget lah ini! Aku bahkan mengambil keresek telur di Alfamart untuk wadah sendal kotor. Malang banget lah ini!!

Tak berlama-lama di Rancabuaya, kami melanjutkan perjalanan menuju Jayapura. Kondisi jalan sudah sangat-sangat gelap dan tentu saja jalannya semakin jelek. Energiku sudah cukup habis untuk tetap terjaga sehingga aku putuskan untuk tidur. Ah, tapi percuma!! Aku sama sekali tidak dapat tidur apalagi jalanan yang jelek membuat tubuhku bergoncang ke kanan dan ke kiri. Bahkan, aku tubuhku sampai terlepas dari kursi ketika melewati kubangan yang besar sekali. Bisa dibayangkan kan betapa jeleknya jalanan?

Sekitar jam 10.00 kami sampai di suatu tempat yang dekat dengan pintu gerbang desa Jayapura. Nampaknya itu adalah pinggir pantai. Aku merasakan deburan ombak berbisik ke telingaku. Pasir-pasir pun samar-samar terlihat berserakan di pinggir jalan tersorot sinar lampu bis. Di tempat itu sudah banyak sekali truk yang siap mengangkut kami ke desa Jayapura yang terletak di atas tempat yang sedang kami pijaki waktu itu.

Setelah pengabsenan, satu per satu dari kami mulai menaiki truk. Aku masih ingat truknya itu ada bacaan “Tengkorak putih” di bagian depan. Kabarnya itu adalah truk hasil meminjam dari kostrat. Aku sebenarnya agak heran kenapa kami harus ke Desa Jayapura memakai truk? Kenapa ga langsung pake bus aja sih? Tapi yaudah lah terserah panitia aja. Setelah ruk berangkat untuk mengantar kami ke rumah penduduk, barulah aku tau alasannya. Jengjeeeeng... jalanannnya super super supeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeer jelek!!!!!!! Lebih jelek dari jalan sebelumnya. Bisa selamat sampai turub dari truk itu merupakan suatu kelegaan luar biasa! Percaya deh! And finally, setelah perjalanan yang ekstrim, aku sampai di rumah penduduk pukul 23.00.

Di desa Jayapura, kami menginap di rumah penduduk. Aku kebagian menginap di rumah nomor 33 bersama kak  Gowrie yang merupakan koass batch 2009, dan dr. Mira yang merupakan residen ilmu penyakit dalam batch 1997. Awalnya agak canggung sih, tapi lama-kelamaan kami akrab satu sama lain. Dr. Mira sangat fasih berbahasa Sunda, jadi pada saat kami datang ke rumah penduduk, beliau lah yang meminta izin kepada pemilik rumah dan meminta maaf atas keterlambatan kedatangan kami. Seharusnya sih kami sampai di desa Jayapura pukul 14.00, tapi karena ini itu dan lain sebagainya akhirnya kami sampai tempat tujuan larut malam.

Setelah makan dan mandi akhirnya kami tidur di kamar yang sudah disediakan oleh pemilik rumah.

.
.
Bandun, 4 Juli 2013
Vera Dianwari

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sang Go Jae




Inspired from Park Han Chul’s design in drama Korea titled “Personal Taste”.
This is a place where my wife and daughter shall dream (Park Han Chul)
Yap, i think that’s the best description for this place. I hope i can have place like this one in the future, where i can make a dream :)


Jatinangor, 7 Juni 2013
Vera Dianwari

free counters

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Barefooted




inspired from http://acehselatan.com/



Jatinangor, 7 Juni 2013
Vera Dianwar

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

SOOCA RPS

SOOCA RPS bagi NOSTRA FK Unpad 2012 adalah SOOCA yang paling menguras emosi jiwa dan raga. Begitu pula dengan yang aku alami. Ada banyak sekali hal yang terjadi diluar dugaanku dan teman-temanku. Ya maklum lah ya, namanya juga masa transisi dari SOOCA FBS dan SOOCA System.

SOOCA kali ini aku persiapkan sangat matang. Alhamdulillah aku sudah bisa ngedraft jauh-jauh hari sebelum SOOCA dimulai. Aku ngedraft setiap closing case jadi H-7 SOOCA aku bisa santai dan sering pulang ke rumah untuk bersilaturahmi dengan keluarga. Bahkan di H-1 SOOCA aku mulai ketagihan nonton sebuah drama Korea berjudul “Personal Taste” yang dibintangi si ganteng Lee Min Ho. Sebenarnya merasa bersalah sih, harusnya kan latihan SOOCA-SOOCAan atau seenggaknya belajar mata kuliah lain, eh ini malah asyik nonton drama Korea. Huohohohoho..






Anggota kamar satu yang lain juga nampak sangat tenang. Ulfah nampaknya sudah sangat siap SOOCA karena dia mengaku pada H-1 SOOCA dia tidur terus dan bahkan dia sempat makan-makan ke Ngeumong bersama Lucy. Lucy juga nampak bahagia karena dia tidur tidak larut malam. Wardah sedang bermain ke rumah Fitri dan pulang ke Bale pada pukul 3 pagi. How amazing!!!! Tapi setelah aku kepoin ternyata Wardah belajar di Ibnu Sina. Aduh –‘’-


3 Juni 2013 aku terbangun jam 1 pagi dengan keadaan muka penuh keringat.
“Ya Allah Cuma mimpi..”
Iyap, aku bermimpi tentang SOOCA. Aku bermimpi bahwa aku mendapatkan case Toxoplasma dan nilainya A. Yuhuuuu yeyeyeyeye lalalalalala. But i have to realize that it was just a dream!! Setelah minum segelas air aku kembali tidur dengan nyenyak dan terbangun jam 3 karena alarm. Setelah shalat tahajud aku langsung review semua case yang akan diSOOCAkan. Aku mereview lebih dalam pada case Toxoplasma karena mimpi semalam. Hohoho..







Tak terasa waktu berlari dengan sangaaaaaaat cepat. Adzan subuh berkumandang. Segeralah aku shalat dan mempersiapkan baju yang akan aku pakai untuk SOOCA. SOOCA kali ini aku memakai baju yang sama ketika aku menghadapi SNMPTN. Yap, kemeja putih, rok hijau bunga orange, dan kerudung paris orange. Banyak orang bilang kalau warna orange itu membawa kepercayaan diri. Entah benar atau tidak menurutku kepercayaan diri itu datang dari hati dan pikiran. Bukan baju. Hoho..


Sebenarnya aku tenang-tenang saja menghadapi SOOCA kali ini. Tiada rasa deg-degan atau apapun. Namun entah mengapa ketika aku keluar kamar aku menjadi deg-degan apalagi melihat teman-teman lain yang terlihat gundah gulana dan masih SOOCA-SOOCAan serta yang mengeluh ketakutan. Jantungku tiba-tiba berdetak kencang. Duh, apakah persiapan SOOCAku sudah matang?? Sepanjang perjalanan pun aku merasakan deg-degan. Berkali-kali aku lihat draft SOOCA dan membacanya meski sudah tidak ada lagi yang bisa masuk ke otak. Aku sempat down sih kalau melihat suasana sekitar yang seperti itu. Tapi yaudah lah, tinggal Allah yang menentukan hasil SOOCAnya. Semoga aku diberikan kasus yang paling mudah untuk dijelaskan pada dokter yang dibukakan hatinya untuk memberikan aku nilai terbaik. Aaamiiiiiiiin.


Aku beserta yang lainnya seperti biasa diisolasi di A63. Kami bagai ada di padang mahsyar. Ribuan (padahal Cuma 299) orang menunggu untuk dipanggil gilrannya untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah dipelajari selama semester 2 di FK Unpad. Muka cemas bertebaran dimana-mana. Muka ngantuk juga banyak! Jarang ada muka bahagia terlihat. Disamping itu, muka-muka kelaparan pun ikut menghiasi A63. Mereka terlalu sibuk belajar sampai-sampai lupa untuk mengisi perut mereka. Alhamdulillah aku mah udah makan roti sebelum berangkat ke A63.


Aku kebagian kloter 7. Waktu itu aku satu kloter sama Laras, Puput, Fachri, Qori, Vejaya, dan mahasiswa-mahasiswa Twinning Programme. Yang ada di otakku pada saat itu adalah case Toxoplasma. Apakah aku benar-benar akan mendapatkan case ini??


Selesai isolasi kami digiring ke ruang pembuatan flipchart. Disitu kami disuruh mengambil kartu undian case. Duh sedegdegan ini loh ngambil kartu undian!!!!! Setelah mengucapkan bismillah dan mengambil salah satu kartu.... jeng jeng jeng jeng........ aku dapet nomor 12. Uwalah ini case apaan?? Kayaknya case Asphyxia deh (sotoy banget). Dan ternyata setelah aku buka kertas case yang ada di meja, aku mendapat case INFERTILITY. Alhamdulillah aku masih sangat-sangat ingat apa-apa yang harus aku tulis di flipchart. Oh iya aku masih optimis mendapat nilai A : )


Setelah menulis flip chart aku dan yang lainnya berbaris dan berjalan menuju ruang presentasi. Aku kebagian presentasi di ruang no 12 sesuai dengan nomor kartu undian tadi. Aku terus-terusan berdo’a supaya mendapat dokter yang dibukakan hatinya untuk memberikanku nilai A. Tak lupa aku berdo’a supaya lidahku ini tak kelu dan cenat-cenut pada saat presentasi.


Bel masuk ruangan belum berbunyi tapi dokter penguji yang ada di ruang aku tiba-tiba keluar dan meminta flip chartku supaya bisa ditempel duluan dan tidak memakan waktu presentasiku. Siapakah dokter itu? Iyapppppzz, itu adalah dokter Ali. Widiiiiiih... aku langsung teringatperkataan Ulfah yang pernah ditutori oleh beliau. Katanya beliau tuh begini begitu lalala yeyeye tralala trilili. Aku hanya dapat berbaik sangka saja. Enggak ko Ver tenang aja, beliau baik kok makannya mau bantuin masang flipcahrt.


Teeeeeet...
Bunyi bel masuk ruangan berbunyi.


Disitu sudah ada dr. Ali dan dr. Sadeli yang duduk manis siap mendengarkan presentasiku. Dengan mengucap bismillah aku mulai presentasiku. Aku menjelaskan segala sesuatu yang ada di flipchart dengan lancar bahkan sampai mendetail yang aku tahu. Aku tidak memperhatikan waktu sampai tiba-tiba dr. Sadeli berkata “5 menit lagi ya..” Aku pikir waktuku untuk menjelaskan baru 15 menit sehingga waktu yang tersisa tinggal 5 menit lagi. Yaudah, aku dengan santai menjelaskan apa yang belum aku jelaskan sampai tuntas. Setelah selesai aku langsung disuruh menunggu di luar ruangan.


Pada saat itu menunggu terasa begitu lama. Aku terus menerus berdo’a supaya mendapat hasil terbaik. Aku merasa sudah menjelaskan semua yang harus dijelaskan dan aku sangat optimis mendapat nilai A. Huhuuhuhuuuu lama bangeeeeeeuut!!!


“Kamu ayo masuk” Kata dr. Ali
“ah iya dok..”
“silahkan duduk” kata dr. Sadeli.
“Kamu panggilannya apa?” tanya dr. Ali
“Vera dok..”
“Jadi begini Ver, kamu sebenarnya sudah cukup bagus dalam menjelaskan kasus ini... tapi kamu terlalu banyak menjelaskannya sampai-sampai management waktu kamu kurang.”
“hah? Maksudnya dok?” Aku masih berpikir bahwa aku menjelaskan case sudah tepat waktu.
“Iya, tadi kamu menjelaskannya itu lebih dari 20 menit. Sebenarnya saya ga mau ngasih waktu tambahan buat kamu. Tapi dr. Sadeli berbaik hati memberi waktu tambahan 5 menit.”
“wah iya begitu dok? Waduh maafkan saya dok... dan terimakasih dok atas penambahan waktunya” Pada saat itu aku mulai agak kurang percaya diri akan mendapat nilai A “ : (


“oh iya Ver, kamu juga belum menjelaskan tentang management endometriosis” kata dr. Ali
“loh sudah ko dok”
“iya sih, tapi kamu Cuma mention doang tanpa menjelaskan lebih dalam”
“oh maaf dok, saya tidak tahu kalau itu harus dijelaskan lebih dalam.”
“Yaudah gapapa.. ada yang mau ditanyain dulu ga?”
“Udah dok ga ada”
“nih saya kasih tau nilai kamu B. Selamat ya kamu lulus”
“makasih banyak dok. Assalamualaikum”
“waalaikumsalam.”


Wawawawawawaaaaaaaa.... Aku nilainya B. Jujur aku sedih karena terjadi penurunan nilai dari SOOCA sebelumnya. Sebelumya aku mendapat A dan sekarang aku mendapat B. I think i was the only one who got B in this infertility case sampai akhirnya aku bertemu dengan Fadhilah Ratih Ayu dan Jessica yang ternyata mendapat case yang sama, dokter penguji yang sama dan nilai yang sama. Kami langsung saling curhat dan meratapi nasib. Ternyata eh ternyata katanya yang mendapat case infertility di ruang uji 12 semuanya ga ada yang mendapat nilai A kecuali Adi. Wah serius? Jadi sebenarnya nilai B adalah nilai yang cukup bagus.


Selain curhatdan meratapi nasib kami pun bergossip ria. Katanya masih untung mendapat case infertility dan lulus karena banyaaaaak banget yang ga lulus pada case Dystoxia. Angka kegagalan tertinggi juga terdapat pada case Toxoplasma. Toxoplasma ver!! Toxoplasma ver!!! Yap, case yang aku idam-idamkan sampai terbawa mimpi itu memiliki nilai kegagalan terbesar selain dystoxia. Bayangkan saja kalau aku benar-benar mendapatkan case Toxoplasma mungkin saja aku tidak lulus dan harus remedial pada hari Rabu. Dan mungkin kalau aku mendapat case Toxoplasma aku tidak dapat menyelesaikan menonton drama korea Personal Taste yang pemainnya ganteng banget itu, hehehe. Tapi serius loh Lee Min Ho itu ganteng banget!!




Well, SOOCA sudah berlalu. Apapun hasilnya itu adalah hasil yang terbaik yang Allah berikan kepadaku. Semua harus disyukuri.



"Maka ni`mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS Ar Rahman :13)"


Jatinangor, 7 Juni 2013
Vera Dianwari

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Penyihir Genit

Diantara Lecture, Draft SOOCA, dan ruangan yang panas saya hanya bisa mengambar ini. hahaha

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kenangan Madrasah Part 2

Gak kerasa bulan depan udah Isra Mi’raj aja. Sungguh berjuta rasa kangen terakumulasi dihati. Rasnya ingin kembali ke masa kecil masa-masa dimana setiap hari sore selalu mengaji di Madrasah Khusnul Khotimah tercinta. Seperti biasa madrasah kece ini selalu mengadakan peringatan terhadap hari besar ini. Peringatan tersebutmulai dari berbagai macam perlombaan (lomba membaca Al-Qur’an, menghafal surat pendek, mengumandangkan adzan, cerdas cermat, dan lain sebagainya), penampilan kelas (menari magadir, kabaret, bernyanyi, tagonian, membaca surat, dan lain sebagainya), serta acara puncaknya yaitu tausiah dari ustad kondang.


Waktu itu aku mengambil cukup banyak peran dalam peringatan Isra Mj’raj ini. Aku membantu mendekor panggung serta mengikuti acara-acara yang telah disebutkan di atas.
Untuk perlombaan aku mengikuti lomba menghafal surat pendek. Waktu itu surat yang dilombakan adalah surat Al-Lail. Sesungguhnya aku pesimis akan menang karena lawannya jago-jago. Ada Aji yang merupakan sodaranya Alm. Pak ustad Aan, ada Firna anaknya Pak Ustad Asep, ada Ririn yang bacaannya lembut memesona, dan santri-santri lain yang cukup kece. Nah aku? yaudahlah bismillah aja. Bisa berkontribusi aja udah seneng banget J Eh ternyata emang rezeki ga akan kemana, aku juara 2 :’). Yang juara 1 adalah Aji, dan juara dua adalah Firna.


Pada perlombaan mengumandangkan adzan pesertanya juga kece-kece. Ada Jamal si rambut landak yang suaranya subhanalloh, ada Ari, A Bubun, A Doseng, A Iyan, Robbi, dan lain sebagainya. Dan tak dapat dipungkiri bahwa suara Jamal memang tiada tandinganya. Dia menang juara satu. yuhuuu


Oia aku juga mengikuti lomba cerdas cermat. Kalo ini aku kurang beruntung. Aku kalah, terus sedih, huhuhuhu. Aku lupa siapa yang menang tapi kalau tidak salah yang menang itu dari kelasnya Alm. Pak Ustad Aan.


Perlombaan-perlombaan tadi berlangsung dari pagi hingga sore. Nah untuk sore, acara diisi oleh peampilan-penampilan kelas. Penampilan kelas dibuka oleh adik-adik kelas satu, yakni membaca hapalan surat. Aku masih ingat pasti selalu ada yang nangis saat penampilan kelas. Disaat semua anak membaca surat, ada anak yang menangis dan memanggil mamanya. Hahaha. Penampilan-penampilan selanjutnya ada bernyanyi. Nah aku mendapat bagian loh disini. Iya, aku dan teman-teman sekelas, ditambah teman-teman dari kelasnya Alm. Pak Aan, kami menyanyikan lagu ‘Gegap Gempita’ yang liriknya sudah aku posting di tulisan sebelumnya. Selanjutnya ada tarian yang selalu aku inginkan tapi tak pernah terwujud. Yap, tari Magadir. Tarian ini mirip seperti tari saman tapi ini tuh ala Khisnul Khotimah. Orang-orang yang ‘pasti’ menari Magadir pasti dari kelasnya Alm. Pak Aan seperti Jamal, teh Yoan, teh Iyen, A iyan, A Egi, dan lain sebagainya. Aku, Firna, Aji, Irin, dan teman-teman lain kadang suka sirik sama mereka sehingga pada saat tim tari magadir latihan nari, kami suka ikut nari juga di belakang mereka. Hohoho.


Penampilan lainnya adalah kabaret. Waktu itu kelasku berkolaborasi dengan kelasnya Alm. Pak. Aan. Kami membawakan kabaret tentang hijrahnya Rasulullah ke  Madinah. Kelasku menjadi kaum Muhajjirin dan kelasnya Alm pak Aan menjadi kaum Anshar. Untuk menampilkan kabaret ini kami dilatih oleh A Erwin yang jago sekali menari dan beracting. Dia juga merupakan consultan produk kecantikan Oriflame. Pokonya A Erwin ini T.O.P banget untuk masalah kaya ginian. Penampilan kamu sesungguhnya sudah oke, tapi sayang kami kurang mempersiapkan kostum sehingga akhirnya kami memakai kostum yang ada saja. Kaum Muhajjirin memakai kostum perlengkapan shalat (mukena), sedangkan kaum Anshar memakai seragam madrasah berwarna biru. Disini aku melakukan hal bodoh, seharusnya setelah adegan sampai di madinah, kaum anshar menari dan kaum muhajjirin berlari ke belakang panggung, nah aku malah ikut menari bersama kaum Anshar. -‘’- ini sedih –‘’-. Setelah tarian kaum Anshar selesai aku langsung masuk ke belakang panggung yg sempit. Sebenarnya aku sudah tidak masuk lagi tapi disitu ada A Egi yang mempersilahkan aku berdiri di sedikit tempat didepannya.


Diantara penampilan-penampilan tadi ada juga penampilan tagonian. Aku ikut tagonian juga!! Cihuuuy!!! Dung dung dung dung.. dung dung pam pam.. dung dung.. dung dung pam pam.. dung dung... disaat sku dan teman-temsan tagonian memukul rebana, teteh (aku lupa namanya siapa) menyanyikan lagu yang judulnya juga aku lupa apa tapi liriknya kaya gini: “suasana di kota santri, asyik nananananana....”. oia Jamal juga menyanyi!! Tapi kalau tidak salah dia nyanyi diiringi gitar.


Jeng-jeeeeengg.... masuklah pada fase puncak dari acara ini. Yap, tausiah dari Ustad kondang Sekemirung, Ustad Ujang Ihsan. Hahaha. Ustad ini sumpah kece badai cetar membahana. Cara penyampaian beliau yang ciamik nan mempesona membuat siapa saja yang datang fokus dan tidak mengantuk. Karena ini merupakan peringatan Isra Mi’raj maka tentu saja materi yang disampaikan adalah tentang Isra Mi’raj.

Satu hal yang masih terngiang dalam ingatan:

“Teu kenging nyebut Nabi besar Rasulullah SAW. Upami kitu, eta sarua jeung nganggap nabi anu sejen teh nabi leutik. Cukup nyebutkeun Nabi urang sadayana Rasulullah SAW”


atau dalam bahasa lain:

“Jangan menyebut Nabi Besar Rasulullah SAW. Kalau seperti itu sama saja kita menganggap nabi yang lain adalah nabi kecil. Cukuplah kita menyebutkan Nabi kita semua Rasulullah SAW”


Dengan penuh rasa kangen,
Jatinangor, 7 Mei 2013

Vera Dianwari

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sumpah Dokter 2007



24 April 2013. Hari ini adalah hari  yang dinanti oleh akang dan teteh 2007. Yap, hari pengangkatan Sumpah Dokter gelombang III. Pada hari ini aku bertugas menjadi protokoler bagian LO tamu VIP dan Rohaniawan. Jujur aku agak nervous dan takut salah saat bertugas. Malam sebelum hari ini aku tidak bisa tidur. Aku gelisah bagai nasib sang kentut yang ingin keluar tapi ditahan-tahan. Hahaha.

Aku memasang alarm pukul 02.30. Aku tidak mau ditinggal mobil teh Herza yang katanya akan datang pukul 05.00. Tapi emang dasar JAHE (Jago Hees) akhirnya aku bangun pukul 02.50. Dengan muka panik ditambah dinginnya udara jatinangor yang merasuk ke dalam sukma, aku mengambil baju dan handuk untuk mandi. Emang dasar udara dingin yang menggelitik terlalu keras membuatku enggan untuk mandi dulu. Supaya badan sedikit hangat dan berani bertempur melawan air untuk mandi, aku minum secangkir teh tarik dulu.

Setelah merasa cukup hangat, aku melangkahkan kaki ke kamar mandi dan mandi dengan cepat supaya bisa lekas berdandan. Aku mandi sekitar 30 menit (ini cepet atau lama sih?). Jam menunjukkan pukul 03.32 dan dengan segera aku langsung membangunkan Ulfah yang bertugas sebagai paduan suara. Awalnya Ulfah sulit dibangunkan tapi dengan sedikit goncangan ala Vera yang cetar membahana akhirnya Ulfah bangun dan mandi.

Aku berdandan di kamar Chika karena aku tidak mempunyai alat kosmetik. Maklum lah udah cantik, ga perlu dipoles-poles lagi (hahahoek). Tapi karena memang dituntut untuk berdandan akhirnya aku berdandan seadanya (hanya memakai pelembab, foundation, bedak, eye shadow, maskara, dan lipstik). Banyak yang bilang aku seperti tidak memakai makeup sehingga aku harus sedikit mempertebal lipstik di bibirku.

Jam menunjukkan pukul 05.00. Teh Herza belum datang. Waah seriusan nih?? Yaudah lah mungkin dia di jalan, pikirku.

Jam menunjukkan pukul 05.20. Teh Herza belum juga datang. Di SMS gabisa, ditelepon ga bisa, di BBM juga ga bisa. Aku dan teman-teman lain (Ina dan Putri) mulai khawatir jangan-jangan kami ditinggal. Tapi sih sepertinya memang masih di jalan karena Teh Nana yang akan mengantar John dan Akbar pun belum datang. Untuk membunuh waktu kami bercengkrama sambil makan roti dan popmie. Akbar bercerita tentang ulang tahunnya yang ke 18. Katanya Akbar dikerjai habis-habisan oleh ibunya. Ibu Akbar mendandani Akbar seperti wanita saat ia tertidur nyenyak dan saat Akbar bangun mulutnya dimasukin garam. Hahaha.

Pukul 05.45 Teh Nana datang. Teh Nana merasa heran kenapa Teh Herza belum datang. Sebelum berangkat ke Bandung (tempat pengambilan Sumpah Dokter), Teh Nana menyuruh Putri menelepon Teh Herza menggunakan handphonenya. Setelah beberapa kali tidak diangkat akhirnya Teh Herza mengangkat teleponnya. Katanya dia sedang di jalan menuju bale. Setelah memastikan Teh Herza di jalan menuju bale, Teh Nana segera melesat ke Bandung bersama Akbar dan John.

Jam menunjukkan pukul 06.15. Teh Herza masih belum datang. Aku dan yang lainnya mulai panik. Duh gimana nih? Gimana kalau teh Glo marah gara-gara kita telat?? Setelah menunggu sekian lama yang sangat lama sekali, akhirnya teh Herza datang menjemput kami ke bale pukul 06.30. Teh Herza meminta maaf kepada kami karena dia bangun terlambat. Dia bilang dia habis jalan-jalan sampai larut malam bersama teh Dita.

Mobil Teh Herza pun melaju setelah menjemput teh Dita di Pinewood. Teh Dita cukup lama sekali keluar dari apartemen. Wah kalau gini udah pasti banget terlambat nih!!! Jam sudah menunjukkan pukul 06.40 dan acara dimulai pukul 07.30. seharusnya sebagai protokoler yang professional kami datang lebih awal, tapi ini sudah sangat terlambat!!!!

Setelah Teh Dita datang sekitar pukul 06.49, kami semua langsung melesat ke Bandung. Entah berapa kecepatan yang dipakai teh Herza untuk mengendarai mobilnya. Pokoknya sangaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat cepat!!! Aku sampai mual di dalam mobil. Mulut rasanya sangat asin dan perut berputar tak karuan. Aku hanya bisa minum air putih  untuk meredakan mualku. Aku ngeSMS Ulfah bertanya padanya apakah dia memiliki Tolak Angin. Sumpah, sepertinya aku akan muntah ketika sampai. Tapi untunglah teh Dita memiliki permen karet mint sehingga rasa mual dan ingin muntahku hilang.

Yap! Akhirnya kami semua sampai di Graha Sanusi Bandung pukul 07.21. disana sudah ada banyak sekali orang. Waduh tuh kan telat. Menurut informasi dari beberapa protokoler, tadi pagi ada briefing dari teh Glo tentang beberapa perubahan dan pembagian kertas kursi. Aku yang baru datang tentu saja bingung. Tapi untunglah teman-teman protokoler lain berbaik hati memberitahu apa-apa yang diberitahukan saat briefing.

Rohaniawan pertama yang datang adalah dari agama buddha. Dari perawakannya menurutku dia mirip dokter Santo sang dosen CRP. Rohaniawan kedua ynang datang adalah dari agama kristen protestan. Nah kalau ini sepertinya sih orang sibuk karena dia selalu mengetik sms dalam keadaan apapun. Setelah sekitar beberapa aku melihat denah kursi, aku baru sadar bahwa aku salah menempatkan mereka di tempat duduk. Aku malah menempatkan mereka di tempat duduk orang tua. Seharusnya aku menempatkan mereka di tempat duduk VIP. Ngerrrrrrrr..

Tamu-tamu pun akhirnya memenuhi gedung. Jam menunjukkan pukul 09.00. Aku baru tahu kalau acaranya memang diundur menjadi pukul 09.00 *akibat telat dan ga ikut briefing*. Pada tepat pukul 09.00 ini pintu gerbang ditutup sehingga tidak ada yang boleh masuk kecuali setelah prosesi do’a selesai. Teman-teman protokoler resepsionis menjadi barikade. Aku disuruh menjaga meja resepsionis. Saat aku menjaga meja, seorang lelaki yang mana merupakan orang-tua dokter baru mengajaku mengobrol.

“Eh neng, kamu kerja kaya gini dibayar berapa?”
“Oh enggak Pak, kami tidak dibayar”
“Lah, terus kenapa anak saya ditagihin uang 100.000?”
“Mungkin itu untuk biaya makan siang, dekorasi, souvenir, dan lain sebagainya pak”
“Wah masa? Haha ga mungkin. Itu kan beda”
“Waduh kalau masalah itu saya kurang tahu pak, maaf.”
“Ih benerean nih kamu berdiri kayak gini ga dibayar sama sekali?”
“Iya pak, ini memang sudah tugas kami. Kami tidak dibayar” jawabku sambil terus tersenyum.

Prosesi pembacaan do’a telah selesai. Para tamu yang tidak bisa masuk karena terlambat kini bisa masuk. Aku sebagai LO tamu VIP dan Rohaniawan ikut masuk dan berdiri di samping para tamu VIP dan rohaniawan.

Acara selanjutnya adalah pemanggilan dokter muda untuk menerima naskah sumpah dokter serta kitab suci masing-masing agama. Entah mengapa tapi aku merasa sangat senang ketika nama akang-teteh 2007 dipanggil namanya. Palagi kalau yang dipanggil dengan kata ‘Cum Laud’ di belakang namanya. Rasanya jadi termotivasi untuk menjadi seperti mereka para CumLauders. IPK tertinggi pada sumdok kali ini dipegang oleh Teh Monik, sang Mahasiswa Berprestasi tingkat Unpad dengan IPK 3.81. wow!! Subhanalloh :’)

Setelah semua nama dokter muda dipanggil, kini saatnya upacara pengambilan sumpah. Aku mengantarkan para rohaniawan untuk berbaris di dekat dokter muda sesuai dengan agamanya masing-masing. Sebenarnya aku sudah sangat sering mendengar kalimat-kalimat sumpah dokter, apalagi pada saat pelajaran BHP. Tapi enatah mengapa pembacaan sumpah dokter kali ini terasa berbeda. Rasanya seperti ‘JLEB’ banget gitu. Terasa makna yang begitu mendalam di setiap kalimat yang diucapkan. Mataku sudah berkaca-kaca tapi aku tetap menahan supaya air mata tidak tumpah. Aku tidak ingin makeupku hancur.

Acara selanjutnya adalah penandatanganan surat bukti sumpah dokter dan sambutan dari dokter dokter baru yang diwakili oleh Kang Dani Ferdian. Beliau adalah ketua angkatan 2007. Pidatonya kang Danfer sungguh mengesankan, apalagi pada bagian terakhir. Dia bercerita tentang kehidupan dokter dan orang-tua. Seketika aku inget mamah dan bapa. Kang Danfer bercerita tentang dokter yang sangat sibuk hingga jarang bertemu dengan orang-tua mereka. Tapi, bagaimanapun keadaan kita, orang-tua akan selalu mendukung kita dan mendo’akan yang terbaik bagi kita. Satu hal yang aku ingat dari kata-kata kang Danfer: “Acara sumpah dokter ini adalah salah satu bentuk abdi seorang anak kepada orang-tuanya terlepas dari hasil yang ia dapatkan baik cumlaud ataupun tidak. Ini semua adalah usaha maksimal yang dapat kami berikan”. Seharusnya sambutan ini hanya diberi waktu 3 menit, tapi nampaknya kang Danfer berbicara cukup banyak dan menghabiskan waktu 15 menit. Duh kakiku mulai pegal. Tapi aku harus tetap bertahan karena anggota protokoler HARUS professional.

Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Kang Ubaidillah selaku ketua forum dokter muda. Beliau juga sebenarnya hanya diberi waktu sambutan 3 menit. Tapi ya...hmmmm.... sekali lagi sambutan berlangsung lebih dari 3 menit.
Selanjutnya sambutan dari dr. Bambang selaku ketua alumni FK Unpad. Ini juga sebenarnya hanya diberi waktu 3 menit. Tapi siapa sih yang bisa pidato Cuma 3 menit? Beliau lagi-lagi pidato lebih dari 3 menit. Aku pun apabila disuruh memberikan sambutan atau pidato pasti akan lebih dari 3 minit. Menurutku 3 menit itu hanya cukup untuk pembukaan sambutan saja. Nah ini adalah point evaluasi yang perlu diperhatikan oleh seksi acara sumpah dokter.

Sambutan selanjutnya adalah dari dekan FK Unpad tercinta, Prof. Dr.med. Tri Hanggono Achmad,dr. Sudah bisa dipastika beliau pasti akan memberikan sambutan dengan waktu yang sangat lama. Pada sesi ini kakiku sudsh bergetar dan tak kuat menahan bera badanku, apalagi aku memakai sepatu tinggi. Aku melihat sekitar siapa tau ada teman protokoler yang mau menggantikan aku. Tapi,,, there’s no one!! Loh, teman-teman protokoler pada kemana? Kok tinggal aku sendiri? Karena sudah tidak kuat, aku langsung jalan cepat keluar ruang prosesi.
Saat keluar, hmmmm,... mereka sedang asyik berfoto ria tanpa aku. Teh Glo menghampiriku sambil tersenyum.

“Pasti pegel ya?”
“iya Teh..”

Aku akhirnya diberi minum dan sedikit snack kecil untuk mengganjal perut. Setelah dirasa kuat untuk berdiri, aku kemudian berdiri lagi dan masuk ke ruang prosesi. Sekarang adalah acara yang paling membuat cirambai semua orang termasuk para tamu undangan. Ya, penyanyian lagu dan pembacan puisi serta pemutaran video berisi kumpulan foto masa kecil para dokter muda. Aaaaaa ini so sweet banget... pada saat paduan suara menyanyikan lagi “Andai Aku Besar Nanti”, para dokter muda memberikan rangkaian bunga kepada orang-tuanya masing-masing. Aaaaaa, ini udah ga bisa ditahan lagi. Aku nangis! Aku langsung teringat orang-tuaku di rumah. Aku tidak mau nangis tapi air-mata ini mengalir tanpa ada kontrol. Untungnya ternyata maskara yang aku pinjam dari Chika adalah waterproof. Fiuh.... untunglah.. Chika memberiku selembar tisuue untuk mengelap air mata yang bercucuran. Aaaaa makasih Chikaaa...

Acara selanjutnya adalah ramah tamah. Tapi sebelumnya aku dan teman-teman protokoler lain harus membagikan souvenir titipan kang Ubaidillah terlebih dahulu. Naaaaaah baru deh MAKAN-MAKAN!!! Yuhuuuuuuuu.. Cihuuuuuy!!! Inilah waktu yang ditunggu-tunggu. Aku mencoba hampir semua makanan yang aku juga lupa apa nama makanan tersebut. Hohoho...

Ada banyak kejadian unik ketika makan-makan.
  1. Kang Dudu dan John meminum fla pudding karena kehabisan pudding. Awalnya John mengolok-olok Kang Dudu tapi ternyata dia malah ketagihan. Kang Dudu dan John menghabiskan satu gelas air mineral fla pudding dengan cara disedot menggunakan sedotan.
  2. Kang Dudu ngegaring luar biasa garing.
“Ih kenapa coba itu kambing guling dimakan?kenapa ga dipeluk aja?”
Rrrrrrr... kalau ini lagi running man aku mau setel musiknya Gwangsoo. Terengteng terengteng.. terererenteng... terererenteng.. tererereng...
  1. Nadia dengan hebohnya meneriakkan nama kecengannya. Siapa dia? Yap, sebut saja RYM :D :D.
“Aku mau RYM...”
“RYM terimalah cintaku”
“Aaaaaaaah RYM.....”
“Eh liat itu ada RYM jemput aku pake payung biru”
  1. Dan lain-lain

Sejujurnya aku agak sedih ketika makan-makan. Aku ga kebagian pudding : ( padahal katanya puddingnya enak. Sensasinya sangat menggoda membadai. Akhirnya aku hanya kebagian flanya doang. Tapi aku makan fla tidak segila John dan kang Dudu.

Saatnya pulaaaaaaang..  Kali ini aku pulang naik bus kebangsaan FK karena mobil teh Herza sudah penuh. Saat sudah di bus aku ingat bahwa papan jalanku ketinggalan. Tadinya aku mager mengambilnya karena di luar turun hujan. Aku pun menelepon orang-orang yang sekiranya masih berada di gedung. Eh sialnya yang aku teleponi sudah pada meninggalkan gedung sehingga terpaksa aku harus mengambilnya. Aku meminjam sepatu Tantika untuk berlari. Gila aja kalau aku lari-lari di tengan hujan pake sepatu tinggi. Ntar malah dikira cinderella (apasih ver) hahahaha. Setelah mendapatkan kembali papan jalanku, bus FK pun melesat ke Jatinangor mengantarkan kami pulang.

Sungguh acara Sumpah Dokter ini sangat mengharukan. Ini adalah pengalaman yang sangat menyenangkan untukku sebagai mahasiswa tingkat 1. Terimakasih Protokoler FK Unpad yang telah mengizinkan aku merasakan suasana Sumpah Dokter 2007 ini. Ini akan aku jadikan motivasi supaya aku bisa lebih giat belajar.
PROTOKOLER!!!! PRO PRO PRO PROTOKOLER PROFESSIONAL!!!


Jatinangor, 24 April 2013
Vera Dianwari

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kenangan Madrasah Part 1

Dulu aku adalah anak yang aktif dan riang gembira. Hampir semua kegiatan di Madrasah Khusnul Khotimah tercinta aku ikuti. Waktu itu adalah Hari Maulid Nabi. Setiap kelas harus menampilkan suatu persembahan yang akan dibawakan di atas panggung. Kelas satu membaca Al-Qur’an, kelasku (kelas dua) yang diajar oleh A Ujang disuruh membawakan lagu “Gegap Gempita” yang diaransemen oleh A Epul yang suaranya cetar membahana. Aku lupa siapa yang menciptakan liriknya, tapi yang pasti menurutku liriknya sangat bagus dan dapat dijadikan renungan.


Telah kita diberitakan..
Akan tibanya hari kedatangan..
Musibah melanda semesta alam..
Tiada siapa yg dapat menghalang..

Bila tibanya hari kedatangan..
Sujud menyembah kepada yg esa..
Akan dihitung segala amalan..
Seperti mana yg telah ditentukan..

Lalu..
Berbunyi..
Sangkakala membelah langit..
Gegap gempita..
Masing.masing berlindung diri..

Ibu kehilangan anak dikandungan..
Bintang yg di langitpun berguguran..
Kala itu tobatmu tidak berguna lagi..

Wahai muslimin..
Umat semua..
Kembalilah kita kepada Alloh..
Hindarkan diri..
Dari dosa.dosa..

Agar disana..
Tiada penyesalan


Nah, kelas diatasku penampilannya lebih asyik!! Mereka membawakan tari Magadir (semacam tari Saman) dan juga Tagonian. Dari dulu aku dan teman-teman lainnya sangat mendambakan penampilan tersebut. Sayangnya sampai sekarang aku belum pernah mendapat kesempatan untuk menari Magadir. Bahkan sampai aku tidak mengaji lagi di Madrasah Khusnul Khotimah :(


Jatinangor, 23 April 2013
Vera Dianwari

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS