RSS

SNMPTN Hari Kedua



Yeyeeeyeyy… hari ini SNMPTN hari kedua!!!  Kalau ditanya apakah aku deg-degan aau tidak, jawabannya adalah BIG YES!! Namun aku merasa kalau hari ini tidak sdeg-degan kemarin. Seperti biasa aku berangat dari rumah jam 6 pagi. Tak lupa meminta do’a pada orang tua dan memeluk mereka supaya lebih afdol mengerjakan soal yang diujikan.

Sesapainya di SMPK Yahya aku bertemu dengan Arum Putri. Aku dan dia saling memberikan semangat. Utunglah hari ini Arum tidak mengajaku ke WC karena aku lagi malas ke WC. Seperti kemarin, aku duduk di depan ruangan test. Disitu sudah ada Jarot. Dia tersenyum padaku. Wah akhirnya dia bersikap ramah juga. Haha.. aku melihat orag-orang di sekitar, semuanya memegang buku. Tadinya aku mau melakukan hal yang sama, tapi aku urungkan niatku dan lebih memih membaca al matsurah dan dzikir daripada belajar.

Tak terasa aku sudah menamatkan bacaanku. Aku melihat jam di dindin, huh masih jam 7 teryata. Masih ada 30 menit lagi untuk belajar. Aku membaca-baca soal TO terakhir. Aku mengerjakan kembali soal-soal tersebut. Sayangnya aku menemukan banyak kendala pada pelajaran matematika. Berkali-kali aku kerung karena tidak mendapat jawaban beberapa soal matematika. Alamaaaak susah banget. Aku berniat menanyakan soal yang susah tersebut pada Jarot. Dia kan pinter matematika. Saat kulirik dia,, ah sial, Jarotnya lagi tidur. Aku tidak tega membangunkannya jadi aku mengurungkan niatku. Aku pun lanjut belajar sendiri.

Kulihat jam menunjukkan pukul 7 lebih 10 menit. Sebentar lagi masuk, tapi Jarot masih tidur. Kapan sih bangunnya? Aku mau nanya ih...

Akhirnya aku membangunkan Jarot untuk menanyakan soal yang susah tadi, sekalian dengan maksud mengingatkan sebentar lagi akan masuk (modus).

"Jarot?" Panggilku pelan. Namun dia tidak bergeming. Akhirnya aku panggil lagi dengan suara agak keras sambil kutepuk bahunya. Nampaknya dia kaget dan langsung terbangun.

"eh aduh maaf.. Ganggu ya? Maaf ya maaf..."

"iya ada apa?"

"Mau beramal ga? Ajarin aku matematika dong.. Yang ini susah.." kataku sambil nyengir dan menunjukkan soal TO matematika yang susah.

"oh ini isinya 96 kan?"

"kalo menurut kunci jawaban dari Pak Robbi sih iya. Tapi caranya gimana?"

"Caranya bla bla bla bla bla..." Jarot menjelaskan bagaimana dia bisa mendapat jawaban 96. Aku memperhatikan dengan baik karena aku benar-benar buta pada mata pelajaran matematika terutama peluang. Sebenarnya pak Agus sudah sangat sering mengajarkanku jauh-jauh hari sebelum UN. Tapi yaaaa.....aku tetap belum mengerti sepenuhnya.

"Oh sip sip sip.. Kalo yang nomor ini ga ada isinya ya??" tanyaku lagi.

"Ada kok. Isinya A." katanya santai. Dia kemudian melihat coretan-coretanku. "Untuk yang ini ndak udah pake rumus seperti ini." tambahnya.

"terus rumusnya apa dong??"

"matematika itu gak usah pake rumus. Susah kalau pake rumus!"

"Ya kamu kan udah pinter. Lah aku?? Emang kamu caranya gimana?"

"Kita pakai gambar ya.. Lalu bla bla bla bla bla..."

"oh gitu..." kataku sok iyeh.. Padahal masih agak belum mengerti benar. Tapi aku jaga image dong... Hahaha

Jarot meminta izin untuk melihat soal TOku. Aku punmengizinkannya. Pada saat melihat soal fisika, Jarot mengerutkan kening.

"Loh kok ini isinya 20.25? Kalau saya isinya 18"

"yang mana?"

"yang ini.." Katanya sambil menunjuk.

"Ga tau atuh. Aku juga isinya 18, tapi kalo menurut kunci jawaban dari pak Robbi isinya segitu."

"Ah tapi isinya 18 kok. Saya yakin. Kan ini bla bla bla bla bla...." Jarot sibuk menerjemahkan soal.

Tiba-tiba Adik dan Rangga datang dan bergabung dengan kami.

"Haduuuh hari ini pasrah banget urang. Biologinya ga tau ah.." kata Rangga memulai percakapan.

"iya ey, Adik juga sama. Takut dapat nilai minus.. Kemarin Adik udah ngecek jawaban hari pertama pakai kunci ** dan Adik cuma dapet bla bla bla persen. Hari ini mah untung-untungan."

"Tapi kan penilaiannya belum tentu pake persenan. Kan pake yang sistem kuartil apa gitu... Yang kaya di bimbel ***** *****"

"iya emang.. Adik kan bimbel di situ dan Adik selalu dapet nilai kelas (apa gitu aku lupa)"

"itu maksudnya gimana?" Tanyaku karena masih belum mengerti sistem penilaian yang kami bicarakan.

"Ya jadi bla bla bla bla bla bla bla" Adik menjelaskan tentang sistem tersebut secara rinci. Aku cuma bisa bengong karena tidak bisa mencerna yang dikatakan Adik. Ternyata Jarot kepo dan ikutan bicara.

"Aku pernah ikutan TO ***** ***** juga. Aku dapet point 700 sekian."

"Oh berarti kamu dapet nilai kelas E1"

Kami berempat mengobrol cukup asyik hingga akhirnya bel berbunyi tanda kami harus berpisah dan masuk ke ruangan masing-masing. Sebenarnya hanya Adik sih yang berpisah karena aku, Rangga, dan Jarot sama-sama satu ruangan.

Aku menanamkan rasa yakin pada diriku karena aku yakin aku bisa mendapat point yang cukup untuk aku lolos ke kedokteran Unpad. Sebelum memasuki ruangan, pengawas menyuruh kami untuk mematikan handphone. Peserta yang belum mematikan handphone dilarang masuk ke ruang ujian. Dasar aku nakal, aku langsung masuk ruang ujian. Padahal aku belum mematikan handphone. Hehehehe... Tapi setelah masuk ruangan aku langsung mematikan handphone kok..

Seperti kemarin, pengawas memeriksa dulu identitas kami. Kami disuruh menunjukkan KTP dan surat-surat lainnya. Saat pengawas datang ke mejaku, aku sudah siap dengan senyuman paling kobe karena aku yakin disuruh senyum lagi gara-gara foto yang ada di kartu tanda pelajar berbeda dengan aku yang sekarang. Ah sial, aku terlalu pede dan kegeeran. Si pengawas tidak menyuruhku untuk tersenyum. Ya sudahlah...

Pengawas membagikan LJK pada kami dan menyuruh kami untuk langsung mengisinya. Setelah bel berbunyi, barulah kami diizinkan mengerjakan soal-soal Kemampuan IPA. Karena aku merasa kekuatanku ada pada biologi dan kimia, aku langsung mengerjakan biologi terlebih dahulu, lalu kimia, matematika, barulah fisika yang dikerjakan paling terakhir. Wow, soal-soalnya sangat mudah.

Aku dapat mengerjakan 12 soal untuk pelajaran biologi. Kepercayaan diriku pun meningkat. Dengan perasaan PD aku lanjut mengerjakan kimia. Dan yap, sangat mudah juga! Aku bisa mengerjakan 11 soal untuk kimia. Sebenarnya aku mentargetkan diriku mengisi biologi dan kimia 100 %, tapi segini juga sudah cukup menurutku. Aku mengucap syukur Alhamdulillah pada Alloh sebelum mengerjakan matematika dan fisika. Alloh memang sangat sayang padaku :D aku diberikan kemudahan dalam mengerjakan matematika dan fisika. Aku berhasil menjwab 9 soal matematika dan 11 soal fisika. Aku bahkan tidak percaya dengan apa yang lakukan karena biasanya paling banyak aku hanya bisa mengisi 7 soal untuk fisika.

Kulihat jam di dinding menunjukkan 15 menit lagi ujian akan berakhir. Aku memeriksa ulang jawabanku dan memastikan setiap bulatan yang aku hitamkan adalah benar.

Daaaaaaaaaan bel tanda ujian selesai pun berbunyi. Dengan napas lega aku menghentikan pekerjaanku. Sementara pengawas mengambil LJK kami, aku membereskan alat tulisku. Adik sudah ada di luar dan aku menghampirinya.

"Susah gak sih soalnya??"

"ya lumayan lah.."

"kamu bisa ngisi berapa?"

"matematika 9 soal, fisika 11 soal, kimia 11 soal, terus bio 12 soal."

"Beneran fisika 11 soal?" Tiba-tiba Rangga ikut nimbrung. Begitu juga dengan Jarot.

"iya." kataku. Ami berempat pun saling diskusi tentang soal yang diujikan tadi.

"eh eh ini  matematika nomor ini isinya apa? Adik takut salah" tanya Adik pada aku, Rangga dan Jarot.

"Wah ga tau Dik, beda soal." Kataku sambil melihat soal matematika tersebut.

"iya beda. Aku mah kode 832" Kata Rangga

"Ih kamu kode 832? Aku juga!" Kataku girang.

"Kamu yang limit tan isinya apa?" Tanya Rangga sambil mencari soal yang dimaksud di lembar soalnya.

"kalo ga salah minus sepertiga akar tiga" Jawabku.

"Alhamdulillah. Aku juga isinya itu" Kata Rangga bahagia.

"Ih atuh ini isinya apa? 4 bukan?" Kata Adik keukeuh menanyakan soal yang tadi.

"Tuh tanya si Jarot. Dia pinter matematika." Kataku sambil menunjuk Jarot.

Adik pun berdiskusi dengan Jarot. Rangga pun ikut-ikutan berdiskusi. Aku tinggalkan mereka berdiskusi dan berniat pulang duluan. Entah apa yang terjadi tiba-tiba Jarot sudah ada di sebelah aku dan membahas tentang soal matematika.

"waduh tadi tuh soal matematikanya ya..." katanya tiba-tiba.

"eh oh. Kamu tadi jawab berapa soal??"

"Matematika 10 soal" (aku lupa dia bilang berapa soal. Kalo ga salah sih 10)

"oh, hebat.. Kalo yang lainnya?"

"fisika (sekian), kimia (sekian), dan biologi 4 soal"

selama perjalanan Jarot sedikit (maksudnya sering) ngedumel tentang soal-soal yang diujikan. Aku cuma bisa ngangguk atau berkata 'oh' saja. Supaya terlihat pintar aku pun mengeluarkan lembar soal yang diujikan tadi. Aku sok bertanya tentang soal yang tadi agak ragu aku jawab.

"Eh ini isinya apa? Aku agak ga yakin."

"Isinya A. Bener kok."

"Alhamdulillah.." kataku..

Kami tidak bicara selama sejenak. Aku kehabisan topik.

"Setelah SNMPTN kamu pulang ke Sulawesi dong? Atau orang tua yang jenguk ke Bandung?" Tanyaku padanya sambil agak berpikir. Sebenarnya aku sendiri bingung kenapa aku bertanya seperti itu.

"Sepertinya gak akan pulang dulu. Saya mau tunggu pengumuman SNMPTN dulu"

"Semoga kita diterima ya di tanggal 7 bulan 7 jam 7 malam. Berapapun hasilnya yang penting bisa lolos."

"Aamiiin"

Kembali Jarot membahas tentang soal-soal ujian tadi. Nadanya terdengar sangat ngedumel.

"Udah ih serahkan aja pada Alloh" Kataku.

Tak terasa angkot Sadang Serang sudah menunggu kami. Kami pun naik angkot tersebut. Di angkot aku bertemu Iffah, teman SMPku dulu. Aku dan Iffah berbincang tentang banyak hal. Mulai dari kabar masing masing, SNMPTN tadi, dan masih banyak lagi.

Sesampainya di rumah aku langsung memeluk mamah. Mamah terlihat senang melihat aku senang. Aku meyakinkan mamah kalau aku bisa lolos ke Kedokteran Unpad. Mamah bilang aku jangan terlalu pede. Tapi kepedeanku mengalahkan keraguan mamah. Aku sangat ingat perkataan seseorang di seminar bimbel ******. Dia berkata "Berfikirlah kamu akan sukses sehingga otakmu mengeluarkan frekuensi kesuksesan yang akan menarik semua kesuksesan itu mendekatimu dan jadi kenyataan"

Bismillahirrahmannirrahim...
Ya Alloh, aku yakin aku pasti bisa lolos FK Unpad.. :D







Bandung 18 Juni 2012
Vera Dianwari



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

SNMPTN Hari Pertama





Aaaaaaggh… hari ini SNMPTN hari pertama!!! Aku sangat gugup dan yah you know lah ya bagaimana orang yang mau menghadapi SNMPTN. Rasanya tuh bagai mau ujian apaaa gitu.. padahal Cuma ngejawab pertanyaan sebanyak-banyaknya dalam waktu sesingkat-singkatnya untuk mendapat point yang akan menentukan lolos atau tidaknya kita ke perguruan tinggi impian.

Aku bangun jam 4 pagi. Setelah mandi dan sarapan aku pun bergegas ke tempat ujian (SMPK Yahya) jam 6 pagi. Pagi banget ya? Aku berangkat cukup pagi karena aku takut telat. Kata Bu Regina, guru bahasa Indonesia, aku harus berangkat sepagi mungkin untuk menghindari kemacetan. Sebelum pergi. Aku meminta do’a pada kedua orang tua dan tak lupa memeluk mereka berdua supaya lebih afdol mengerjakan soal. Hehe…

Aku sampai di lokasi ujian jam 6 lebih 30 menit. Wow, ternyata sudah banyak peserta yang datang. Padahal aku pikir aku akan menjadi peserta pertama yang datang. Aku melihat Arum Putri, teman satu SMA ku. Dia tersenyum dan tiba-tiba mengajakku ke WC. Waduh!! Hahaha, baru juga nyampe udah diajak ke WC..
Aku dan Arum saling memberikan semangat dan berpisah setelah keluar dari WC karena aku dan dia beda ruangan tes. Untuk membunuh waktu, aku membaca Al-Matsurah dan berdzikir supaya diberikan kemudahan, kelancaran dan ketenangan saat mengrjakan soal-soal. Aku sering melakukan hal ini sebelum ujian supaya hatiku tenang. Dan yap,, berdoa memang obat paling manjur untuk menghadapi hal-hal seperti ini.

Disaat aku sedang asyik membaca al-matsurah, tiba-tiba ada suara wanita cempreng.

“Teteh bade tes oge??” (kakak mau tes juga?)

Aku terdiam sejenak dan masih mencerna suara itu. Loh kenapa ada yang ngajak ngomong pake bahasa Sunda? Siapa dia? Kenapa dia ngajak ngomong aku? Dan kenapa aku dipanggil Teteh??

“Teteh bade tes oge??” suara cempreng  itu terulang kembali. Aku pun melirik sumber suara cempreng itu. Oh dia ternyata adalah peserta SNMPTN juga dan dia satu ruangan sama aku.

“Teteh??” katanya lagi.

“oh oh iya, aku tes SNMPTN. hehe” jawabku masih agak bingung dengan si wanita cempreng  ini.

“Sini Teh duduk, bisi cangkeul!” kataku pada wanita itu. Aku bingung harus memanggil dia apa, jadi yasudahlah aku panggil dia teteh juga. Dari gaya bicaranya bisa aku yakinkan bahwa dia berasal bukan dari kota. Maksudnya bukan berarti orang Bandung jarang pake bahasa Sunda ya.. maksudnya bahasa Sunda yang si wanita cempreng ini pakai beda. Lebih halus gimanaaa gitu.. Si wanita itu duduk di sampingku. Saat aku akan melanjutkan membaca al-ma’surat, dia mengajak aku mengobrol. Aku agak terganggu sih, tapi ya sudahlah aku ladeni dia.

“ih Teteh, ari kanggo tes nyandak naon wae?” (ih Kak, kalo untuk tes ini apa saja yang harus dibawa?)
Karena masih bingung sama wanita ini, akhirnya aku menjawab pakai bahasa Indonesia.

“Kalau aku bawa pensil, penghapus, pulpen, kartu peserta, KTP, SKHUN sementara, dan surat tanda lulus.”

“Eleuh, abdi teu nyandak KTP!!! Upami kartu OSIS kumaha atuh?? Kenging kan?” (OMG, aku ga bawa KTP!!! Kalau kartu OSIS gimana dong? Boleh kan??)

“boleh kok” jawabku singkat sambil senyum.

“oh enya,,, Abdi Yiyin.” (oh iya, aku Yiyin.) katanya sambil menyodorkan tangan padaku.

“Aku Vera. Salam kenal ya :D eh Yiyin pilihannya apa aja?” Tanyaku sok akrab.

“Fisika UIN sareng Matematika UIN. Ari teteh?”

“FK Unpad sama SAPPK ITB. Semoga kita  keteirima ya…”

“Aamiin”

Tidak lama setelah pembicaraanku dan Yiyin, pengawas datang dan kami diperbolehkan masuk ke ruang ujian. Setelah masuk ke ruangan, pengawas menjelaskan beberapa peraturan SNMPTN. Aku melihat ke sekitar, huh tidak ada yang aku kenal kecuali peserta tadi yang bernama Yiyin. Eh tunggu sebentar, sepertinya aku tahu yang duduk di paling ujung itu. Hmmm.. mirip teman satu bimbelku yang nampaknya jarang senyum. Mirip Jarot!! Eh iya gitu itu Jarot? Aku tidak membawa kaca-mata shingga pandangan jarak jauhku cukup terbatas dan tidak dapat memastikan apakah itu orang yang aku maksud atau bukan.

Sebelum tes dimulai, pengawas memeriksa identitas kami. Aku disuruh menunjukkan Kartu Tanda Pelajar, surat tanda lulus dan sebagainya. Saat aku sodorkan Kartu Tanda Pelajarku, pengawas mengerenyitkan keningnya tanda heran. Ah ya, pasti dia heran mengapa di Kartu itu aku tidak memakai kerudung. Aku kemudian menjelaskan bahwa foto yang diambil untuk Kartu Tanda pelajar adalah saat aku kelas satu SMA dan belum memakai kerudung. Namun nampaknya si pengawas belum percaya. Dia menyuruhku untuk trsenyum dan menyocokkannya dengan yang ada di kartu Tanda Pelajar.

Akhirnya Pengawas membagikan lembar jawaban computer untuk mata ujian Tes Potensial Akademik alias TPA. Wow… mulai deg-degan nih aku. Setelah pengawas member izin untuk mengisi LJK, aku dengan segera mengisi biodata di LJK tersbut dengan hati-hati. Aku tidak mau kesalahan konyol mmbuatku tidak lolos.. naudzubillah…. Tepat jam 8, aku dan yang lainnya boleh mengerjakan TPA. Wah ternyata lumayan mudah soal-soalnya. Aku mengerjakan kurang lebih 63 soal. Haha, mungkin ini adalah jumlah yang sedikit, tapi ya sudahlah, yang penting benar semua jadi aku sudah bisa mengumpulkan poin sebesar 25.2%.

Tak terasa waktu mengerjakan TPA sudah berakhir. Aku mengucap syukur pada Alloh karena aku diberi kelancaran. Aku menarik napas panjang dan meminum air mineral untuk menyegarkan pikiran. Melihat peserta lain keluar dari ruang ujian, aku pun ikut-ikutan ingin keluar. Aku menghirup udara segar kota Bandung. You know what, rasanya sejuk sekali. TUMBEN!!! Haha..

“Ver, tadi bisa ngisi berapa TPA nya?” seseorang bertanya padaku. Oh ternyata Adik, teman SMPku.

“Eh, Adik!!! Disini juga ternyata! Aku bisa jawab 63 soal. Kamu berapa?”

“61 soal ver. Ya lumayan lah..”

“tes di ruangan mana?”

“Di situ..” (menunjuk ruang sebelah ruanganku) “kalo kamu di mana?” tambahnya.

“Di sini” (menunjuk ruanganku)

“Wah berarti kamu bareng sama si Onta dong!”

“Hah, Onta? Siapa?”

Tiba-tiba orang yang dimaksud keluar dari ruangan dan menghampiri kami.

“Tah ini nih si Onta. Dia alumni SMP 14 juga kok”

“ooooooh!!!” kataku dengan sangat panjang.. si Onta senyum padaku dan aku senyum balik. Jujur, selama sekolah di SMP 14, aku belum pernah melihat muka ini. Baru saat ini aku tahu kalau dia adalah teman satu SMPku.

“kamu dulu kelas 9 apa?” tanyaku sok akrab pada Onta.

“9G”

“oh, aku 9B. Eh namanya siapa?”

“Rangga. Kamu?”

“Vera”

Aku, Adik, dan Rangga membahas soal-soal TPA tadi. Tiba-tiba si yang aku sangka teman bimbelku pun keluar kelas. Tuh kan, tebakanku benar! Itu Jarot! Siswa yang nilai TO nya selalu besar di tempat bimbel. Tadinya aku mau senyum ke dia, eh belum sempet senyum dia malah kembali ke kelas tanpa ekspresi. Padahal dia liat aku!! Woy atuh woy,, lo kan tau gw! Kita satu bimbel woy! Seengganya lo senyum sama gw!!

Bel masuk berbunyi. Aku, Adik, dan Rangga kembali ke kelas masing-masing. Kali ini mata ujiannya adalah kemampuan dasar yang terdiri dari matematika dasar, bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Seperti biasa aku selalu mengerjakan bahasa dulu supaya mendapat point besar Matematika selalu dikerjakan paling akhir. Oh My God… kenapa soal-soal bahasanya susah sekali?? Selama 15 menit aku berkutat di bahasa Indonesia, aku hanya dapat menjawab satu soal. SATU SOAL!!!!! Stress, akhirnya aku lanjut mengerjakan bahasa inggris. AKU CUMA BISA MENGERJAKAN 1 SOAL JUGA!!! What???? Apa-apaan ini?? Waktu terus berjalan. Aku akhirnya mengerjakan Matematika Dasar dulu. Betapa kagetnya aku.. ternyata soal-soalnya mudah sekali!! Aku dapat mengerjakan 13 soal tanpa ada masalah!! Apakah ini mimpi?? Biasanya kalau TO aku Cuma bisa mengerjakan paling banyak 7 soal. Sungguh subhanalloh sekali tes hari ini.

Setelah yakin tidak ada kesalahan, aku kembali mengerjakan soal-soal bahasa. Jujur aku sudah tak dapat berkondentrasi lagi. Waktu terus berjalan dan aku menjawab soal-soal hanya berdasarkan feeling. Aku benar-benar pasrah untuk pelajaran bahasa ini.akhirnya sampai bel tanda ujian berakhir berbunyi aku berhasil menjawab masing-masing 6 soal untuk masing-masing pelajaran bahasa.

Adik sudah ada di depan ruang ujianku saat aku keluar. Aku dan Adik pun berjalan menuju gerbang.

“Bisa jawab berapa matdas?” tanyanya padaku.

“13. Tapi bahasanya Cuma jawab sedikit. Masing-masing 6 soal. Huhuhuhu…”

“iya, Adik juga matdasnya ngisi 13 soal tapi bahasanya masing-masing 6 soal. Susah banget ya!!”

“iya banget Dik.. aku ngisinya juga ga yakin.”

“Adik takut dapet nilai minus ih”

“Yaudah lah bismillah aja..”

Di dekat tangga, aku bertemu dengan Aisyah, teman SMAku.

“Veraaaaaaaa!!!!”

“Eh Aisyaaah!!”

“Tadi bagaimana tesnya??”

“Bahasanya susah bangeeeeeet!!!”

“ih iya banget Ver!!!! Aku Bahasa Indonesia diisi 6 soal dan bahasa Inggris diisi 7 soal.”

“tapi Alhamdulillah matdasnya gampang ya..”

“iya! Aku juga kaget kok bisa kayak gitu soalnya. Kaya soal UN aja ya..”

Karena Aisya dijmput, aku dan Aisya berpisah di gerbang. Aku pulang naik angkot. Tapi sebelum naik angkot aku harus jalan dulu sampai perempatan KFC Riau. Dari gerbang aku melihat Jarot. Ternyata dia juga jalan. Karena masih gereget sama kejadian setelah tes TPA, aku memberanikan dir menghampirinya. Tenang-tenang, aku gak akan ngapa-ngapain dia kok. Aku Cuma mau negur. Hahahaha.

“Hei, Jarot ya?” tanyaku sambil menepuk bahunya dari belakang.

“Eh iya…” katanya sambil tersenyum. Eits, tumben dia senyum! Hahaha ternyata ramah juga.

“pulang ke mana?”

“ke Pahlawan. Tapi harus jalan dulu soalnya angkotnya di sana.”

“oh sama berarti. Aku juga naik angkot di depan. Naik jurusan Sadang serang ya?”

“iya”

“Tadi gimana tesnya?? Bisa jawab berapa?” tanyaku agak kepo.

“Alhamdulillah matdas bisa ngisi 13.” (masih tersenyum)

“oh sama. Aku juga ngisi 13 soal. Tapi bahasanya Cuma bisa ngisi masing-masing 6. Kamu bahasanya ngisi berapa?”

“masing-masing 8 soal.”

“weissss… hebat banget…”

“Tapi itu kan belum tentu benar semua” (tetap tersenyum)

“Eh, kamu tau siapa aku gak?” Tanyaku. Sebenarnya aku bingung mau bertanya apa pada Jarot. Jangan-jangan aku bicara panjang lebar ternyata dia ga tau nama aku. Kan ngehe banget!

“iya tau.. kamu Vera kan?” jawabnya sambil (masih) tersenyum.

“hehe,, iya.” Jawabku sambil senyum.

Dalam hati sebenarnya aku agak ngdumel. Ternyata dia tau aku. Kenapa coba dia ga senyum tadi? Dasar ya laki-laki jaman sekarang, harus ditanya duluan…

“eh kamu berasal dari mana?” Tanyaku kepo.

“dari Sulawesi.” (masih senyum)

“hah? Sulawesi? Aku kira kamu dari daerah Jawa!” kataku agak sedikit kaget. Gimana gak kaget coba, namanya aja Jarot! Itu kan nama Jawa!

“Ayah sama ibu saya dari Jawa, tapi pindah ke Sulawesi.” (masih senyum)

“ooooh pantes… terus, kenapa kamu sekolah di Bandung?” Tanyaku dengan nada lebih kepo. Maklum aku emang orangnya kepoan. Hihihi..

“soalnya blab la blab la bla” (aku lupa apa yang dikatakannya)

“ngekost dong di sini?”

“hehe iya.. saya udah ngekost sebelum jadi anak kuliahan. Kalo kamu tinggal di Bandung ya?”

“iya..”

“kalo udah kuliah mau tetap tinggal sama orang tua atau ngkost?”

“tergantung.. kalau ketrima di FK Unpad aku pasti ngekost. Tapi kalau keterima di ITB kayanya ga akan ngekost.”

“oh.. semoga kita bisa diterima ya..”

“Aamiin…”

“Aamiiin” katanya lagi.

“Eh kamu daftar ke mana emang?”

“STEI ITB”

“wow mantap!!”

“Eh kabarnya dari SMA 3 yang daftar SNMPTN Undangan ke ITB keterima semua ya?”

“iya! Ada 96 orang yang keterima!” kataku dengan semangat.

“enak banget ya.. serasa pindah sekolah.. haha”

“iya ih bener banget.. tapi aku sempat dimarahin sama orang tua gara-gara miliih kedokteran dan ga keterima. Mamah aku bilang kalau aku pilih ITB pasti aku keterima juga. Tapi ya mau gimana lagi, aku kan ingin jadi dokter dan di ITB gak ada fakultas kedokteran.” Jawabku panjang lebar. Entah kenapa aku malah curhat. Duh ga tau malu banget ya aku?

“terus kenapa milih ITB di SNMPTN tulis?”

“Tadinya aku pilihan ke duanya ingin FK Unsoed atau FK UNS, tapi gak boleh sama ortu. Katanya terlalu jauh dan bla-bla bla…”

“hehe, iya sih, kalau anak perempuan itu agak berat untuk dilepas. Khawatir ada apa-apa..”

Kami sudah sampai di perempatan KFC Riau. Pembicaraan kami pun berhenti sampai di situ. Angkot jurusan sadang-serang sudah menunggu kami. Angkotnya lumayan penuh sehingga tidak mungkin kami berbicara di dalam angkot. Lagian jarak duduk kami jauh.

Setelah sampai di rumah, aku disambut oleh senyuman mamah. Setelah bercerita aneka kejadian saat SNMPTN pada mamah, aku langsung makan siang dan blajar. Aaaaarrh.. muak banget rasanya belajar. Karena tidak kuat, akhirnya aku memutuskan untuk tidur siang sejenak untuk merefresh  otak.

Setelah tidur siang, mood belajarku kembali lagi. Aku mencoba soal-soal tahun 2003, 2004, dan 2005 dngan waktu sesuai SNMPTN asli. Wow, cukup mudah ternyata. Aku dapat mengerjakan kimia 100%, biologi 93.33 %, fisika 80% dan Matematika 53.33 %. Aku berdo’a pada Alloh supaya esok hari aku bisa mencapai point lebih dari ini supaya bisa lolos FK unpad.

Aku belajar sampai malam sekitar jam 9 malam. Entah knapa untuk menghadapi hari esok aku cukup santai dan tidak grogi seperti tadi. Semoga besok aku bisa mengerjakan soal-soal yang diberikan dengan maksimal. Aamiiin.. :D




bandung 18 juni 2012

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mimpi Tadi Malam (puisi)




Tak terhitung satuan waktu yg terbuang..
Kamu pergi..
Entah kemana..
Tanpa meninggalkan apa-apa..
Meski itu hanya bayanganmu..

Berkali-kali jam di dinding berotasi..
Aku enggan berotasi..
Apalagi berevolusi..
Karena aku menunggumu..

Hampir aku tepat akan menutup gerbang kesedihan..
Kau mengetuk malamku yang dingin..
Berjalan menyusuri mimpiku..
Berlayar menyentuh hatiku..

Aku terbuai..
Aku terpesona..
Aku berharap ini bukan tipuan malam..
Yang akan terbongkar kepalsuannya saat matahari bersinar..

Kenapa kau datang?
Apa maumu?
Aku tak mengerti..
Apa kau ingin aku tetap membuka gerbang hati ku untukmu??

Jangan..
Jangan..
Jangan..
Tolong jangan datang tanpa kenyataan..
Kamu hanya mimpi tadi malam..








Bandung, 18 Juni 2012
Vera Dianwari

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS