Waktu itu aku sedang dalam
perjalanan ke sebuah arena outbound mirip seperti yang ada di benteng takeshi.
Aku ke sana bersama Firna naik angkot. Firna duduk di depan dekat supir dan aku
memilih duduk di belakang karena tempat di dekat supir sangat sempit.
Aku sangat tahu kalau jarak
antara aku dan firna cukup dekat sehingga apabila kami ingin bergosip tinggal
bicara saja. Tapi saat itu angkot sangat penuh sehingga hal itu tidak mungkin
terjadi. Akhirnya aku memutuskan untuk menggunakan layanan SMS agar kami bisa
berkomunikaasi.
Aku asyik berkomunikasi
hingga akhirnya ada orang yang naik angkot dan duduk di hadapan aku. aku sama
sekali tidak memperhatikannya karena terlalu asyik bersama Firna.
Terlalu lama ber-SMS ria
dengan Firna akhirnya aku mengalihkan pandanganku ke jendela untuk melihat
sampai dimana perjalananku dan Firna untuk pergi ke arena outbound. Ah ternyata
sudah agak dekat, mungkin 10 menit lagi sampai. Ketika aku akan berbalik
pandangan ke layar handphone, aku melihat orang yang duduk di hadapanku. Dia
tinggi, tidak terlalu putih, dan nampaknya aku kenal dia. Siapa ya?
Aku tidak bisa lihat jelas
mukanya. Dia terus-terusan menunduk mencari-cari sesuatu di tasnya. Aku tunggui
dia terus karena penasaran. Hei, nampaknya dia sudah menemukan apa yang
dicarinya! Sepertinya itu sebuah dokumen yang entah apa isinya.
Betapa kagetnya aku!! Ketika
dia menengadah ternyata dia adalah...adalah...adalah....adalah... Adalah siapa
coba? Ya, dia adalah (sebut saja tallass). Hah?? Aku yang dari tadi diam dan berbicara
lewat SMS tiba-tiba tak bisa mengontrol suaraku. Entah apa yang ingin aku
katakan, aku mengeluarkan suara-suara seperti orang gagap dan terbata-bata
karena tak percaya apa yang baru saja dilihat. Dan kau tahu, suaranya cukup
keras untuk mengalihkan perhatiannya padaku.
“abs..hju.. kkkojiujhk…
hahherdgg…. @#$$%^%&&” aku ngagerenyem sndiri.
Dia nampak seperti
menertawakanku. Tentu saja dia menertawakanku! Apa yang aku lakukan memang
sangat bodoh.
"hei, kok gitu sih
suaranya?" katanya padaku sambil agak tertawa. Betapa malunya aku ditegur
seperti itu. Aku hanya bisa tersenyum dan mengalihkan pandangan ke layar
handphone. Kulihat sudah ada 5 SMS yang belum kubaca dari Firna. Aka tak peduli
dengan SMS dari Firna. Aku tak tahu isinya apa tapi aku malah membalasnya
dengan informasi keberadaan Tallass. Jari-jariku gemetaran mengetik
tombol-tombol keypad. Aku masih tak percaya kalau itu adalah Tallass!!
Menerima SMS dariku, Firna
melihatku dari kursi sebelah supir dan tersenyum. Ia pun berdeham tanda mengadeuh-adeuhkan.
Aku pelototi Firna. Untunglah Tallass tidak sadar apa yang baru dilakukan
Firna.
Wow, ternyata aku, Firna dan
Tallass turun di tempat yang sama! Kami turun di arena Outbound. Hati kecilku bersorak riang.
Yes! Yes! Yes! Hihihi...
Aku dan Firna mencoba
beberapa permainan di tempat itu. Kami sangat menikmati permainan-permainan
yang tersedia di sana. Di salah satu permainan yang aku pun tidak tahu namanya
apa, Firna menyuruhku mencobanya. Aku takut mencobanya. Tampak begitu
menyeramkan dengan lumpur dimana-mana. Firna meyakinkanku untuk mencobanya
dengan ia duluan yang mencobanya. Jujur aku masih belum yakin untuk mencobanya.
Aku berdiri di ujung gerbang permainan. Aku tak yakin aku harus mencobanya.
Namun tiba-tiba seseorang dari belakang antrian mendorongku hingga aku
terpeleset lumpur. Aaaaaa.... Sontak aku menjerit dan dengan lebainya aku
terpental sampai ke atas (maklum namanya juga mimpi). Eh entah apa yang
terjadi, aku mendarat di pangkuan Tallass (sekali lagi ini hanya mimpi.
Camkan!!!).
Sayangnya aku terbangun di
saat-saat seperti itu. Hahaha... Ingin deh bisa kembali tidur dan melanjutkan
mimpi. Tapi ya sudahlah..
Bandung, 16 Juni 2012
0 komentar:
Posting Komentar
terimakasih ya sudah membaca blogku :))