RSS

kasihan.. :(



Kecil..
Kering..

Tak berdosa..

Tergontai lemah di antara jurang yang dalam..
Dimana hutan berwarna kelam..
Dan udara panas berhembus..

Tertiup kesana-kemari..
Tak menentu..
Menunggu ajal..
Menunggu malaikat pencabut nyawa datang..
Terbang..
Menjauh dari ladang persemayaman..

Hingga tak dapat merasakan nafas kehidupan..

Tak ada mata haru..
Tak ada mata sedih..
Bahkan hujan tangis..

Hanya mata sinis..

Pandangan bak dendam tiada tara..

Begitu besarkah dosanya?
Hingga mengalihkan duniamu wahai manusia?

Begitu kasihan nasibnya..
Ketika semua orang melihatmu jijik..
Kau memang hanyalah
Upil yang malang..


Bandung, 28 November 2011
Vera Dianwari


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ini Mimpiku


ini mimpiku

Dulu..
Itu dulu..
setengah dasawarsa lalu..
Saat aku terpaku padamu..
Saat aku terjebak di palung bayangmu..
Kau begini..
Aku begini..
Kau begitu..
Aku begitu..
kamu adalah aku..
Aku adalah kamu..
Kau tak lebih dari candu yang menguasai hidupku..
Mencengkram..
Membelenggu..
Mengikat..
Miris..
sungguh manis janjimu itu..
Sungguh manis khayalanku..
Bersama..
Berdua..
Hanya kita..
Meraih impian masa depan..
Diliputi cinta..
Yang mungkin hanya khayalan bagiku..
Dan memang benar..
Kau bilang ini..
Aku turut..
Kau bilang itu..
Aku pun turut..
Kau diam..
Aku?
Aku tak mau diam..
Kau tak dapat memaksaku..
hidupmu memang batu apung!
Terombang-ambing..
Kesana-kemari..
Hilir-mudik mencari yang tak pasti..
Aku tak mau!
Sungguh tak mau!!
Ini memang suratan Tuhan..
Aku harus melangkah..
Jauh..
Lebih jauh daripada dirimu..
Aku tak mau bersandar di bawah pohon angan-angan..
Pada batang yang menidurkanku dari dunia..
Aku harus bangun..
Menebangmu dari padang rumput pikiranku..
Mencabut segala hal tentangmu dan menghancurkannya..
Dulu kau memberiku mimpi ini..
Tapi aku yang mewujudkannya..
Tanpa dirimu..
Tanpa hadirmu..
Tanpa bayangmu..
Ini mimpiku..
Bukan milikmu..



---------------------------------------------------------------------------------------------------




Dibalik Cerita
Aku bermimpi ingin pandai berbahasa Inggris. Itu karenamu. Dan kini itu terwujud, karenamu. Itu dulu..
Aku bermimpi ingin menjadi dokter lulusan fakultas kedokteran Universitas Padjajaran. Itu karenamu. Memang belum terwujud.. Tapi aku yakin pasti terwujud. Ini memang impianmu, tapi aku yang akan menjalaninya.. Bikan kamu..
Kak, makasih ya sudah menginspirasiku selama ini. Terimakasih sudah mengizinkan aku merasakan apa yang orang bilang cinta. Terimakasih udah ngizinin aku suka sama kakak. Hihihi... Tapi itu dulu...
Sekarang jalan hidup kakak memetakan kakak untuk belajar ekonomi, bukan kedokteran seperti yang dulu kakak cita-citakan.. Tapi mungkin itulah yang terbaik menurut Tuhan.
Aku ga mau lagi ngikutin kakak..
Aku ga mau belajar ekonomi.. Aku ga mau..
Biarkanlah aku menyongsong matahariku..
Melupakan kakak..
Aku harus mandiri..
Aku harus berdiri sendiri..
Kakak adalah masa laluku..
Aku bisa..
Pasti..
Kini aku sudah buktikan..
Tahun lalu aku mengikuti Biological Science Competition, aku berhasil sampai babak semi final..
Kini, aku mengikuti lomba itu lagi dan berhasil sampai final..
Taun depan, aku akan berhasil menjadi mahasiswi FK UNPAD..
Kau tahu kenapa?
Karena aku telah berhenti mengikutimu..... :)



Bandung, 24 November 2011
Vera Dianwari

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Di Bawah Payung munakahat


Aku..
Wanita polos..
Dengan perasaan layaknya wanita..
Haus akan cinta..
Haus akan kasih sayang..
Seperti wanita pada umumnya..

Dia..
Membuat kalbu berdebar..
Memberiku sesuatu..
Yang orang bilang adalah cinta..
Inikah cinta?

Dia..
Kini datang dengan bahasanya..
Memintaku menerima dirinya..
Memintaku menerima apa yang aku inginkan..
Seperti wanita pada umumnya..

Aku ingin..
Aku senang..
Namun, inikah cinta?

Bukan!
Bernaung di bawah nama cinta dan mencampakkan Tuhan..
Tuhan yang mencintaiku lebih dari dia..
Ini bukan cinta..

Saat itu aku tahu..
Cinta sejatiku bukan dia..

Lalu siapa?

Aku mencari..
Terus mencari..

Hingga akhirnya..
Aku bertemu denganmu..
Kau datang dengan nama cinta..
Kau datang membawa perintah Tuhan..
Perintah untuk membahagiakan aku..
Menjadikanku sangat mulia..
Menjadikan aku Tanah..
Sesuatu yang orang anggap rendah..
Namun sangat berarti di matamu..
Karena kau menanamkan benih-benih cinta..
Kebahagiaan atas ridha-Nya..

Di bawah payung munakahat....







Bandung, 11 November 2011
Vera Dianwari

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Matilah Kau!

Helikopter mini terbang bagai kilat..
Lebih cepat dari gerakan bola mata..
Suara mesin yang memekakkan telinga..

Mengganggu..
Menorehkan rasa tidak nyaman..
Mendarat di sembarang tempat..

Mencari pom bensin..
Mencuri bahan bakar..
Meninggalkan jejak berupa gunung..

Bertarung dengan kepulan asap..
Bertarung dengan sepuluh polisi tukang pukul..
Hingga akhirnya..

Plok..
Gepeng..
Bahan bakar berwarna merah berceceran..
Hahahahahaha...
Matilah kau!!!



Bandung, 7 November 2011
Vera Dianwari

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Datang dan Pergi

Kau datang..
Berlabuh di dermaga..
Berjalan ke daratan luas..
Menetap di dekat hutan belantara..
Hitam..
Gelap..
Bergelombang..

Kau berikan rasa itu..
Begitu merah..
Semerah mawar..
Merekah..

Kau semakin mantap memberikan rasa itu..
Begitu putih..
Sesuci cinta yang halus..
Lembut..
Tak berdosa..

Benarkah itu?

Kini rasa itu meledak..
Menyebar..
Tak dapat di tahan..

Dan pergi..

Mana dirimu?
Kau tak lagi merah..
Kau tak lagi putih..
Rasa itu hilang..
Tapi..
Kau meninggalkan kenangan..
Jejak cinta yang kau rajut..

Datang tak diundang..
Pulang tak diantar..

Selamat tinggal..
Jerawatku..



terinspirasi dari jerawat Dea Cinintia



Bandung, 17 November 2011
Vera Dianwari

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mana Dirimu?


Pak R**ayu Eri****, guru matematika



Untuk Pak R**ayu Eri****

Puisi (maksudnya curhatan) ini aku dedikasikan untukmu, seseorang yang katanya adalah guru Matematika. Padahal..........


Sungguh ayu namamu..
Namun tak seayu tingkamu..
Datang dan pergi seenaknya..
Tanpa suara..
Seperti hantu..
Atau kau memang hantu?

Mana batang hidungmu?
Yang kau perlihatkan hanya benjol di jidatmu saja..
Apa istimewanya?

Berlindung di bawah nama tugas..
Kerjamu berpetualang meninggalkan kami..

Berbicara pada teman kecilmu yang bernama blackberry..
Tertawa di depan kami..
Menganggap kami hanya tikus..

Bukannya kami manja..
Atau ingin dimanja..
Tapi mana dirimu?
Mana dirimu yang seharusnya menyuapi kami dengan rumus-rumus dan deretan angka?

Apa kau lemah?
atau pura-pura lemah?
Tak sanggup menyuapi kami?




Bandung, 11 November 2011
Vera Dianwari

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Senggol-Senggolan

ini temenku, namanya Dea Cinintia


hai Bloggie!!! aku punya cerpen nih! cerpen ini terinspirasi dari pengalaman temen aku yang namanya Dea Cinintia. Enjoy it!!!




Nitto dan Dea adalah kakak-beradik dari pasangan Ibu Dewi dan suaminya. Ibu Dewi harus mengurus kedua anaknya seorang diri karena suaminya bekerja di Jakarya dan hanya pulang satu bulan sekali. Tentu saja Ibu Dewi sangat kerepotan.

Suatu hari, di siang sang cukup cerah, Dea menghampiri ibunya yang sedang memasak sup ayam di dapur.

"Ibu, hari ini Dea les bahasa inggris. Ibu masaknya cepet dong.. Kan ibu harus antar Dea!"

"Loh, bukannya hari ini libur ya?"

"Libur? Kan liburnya hari Rabu, Bu! Sekarang hari Selasa!"

"Ah masa? Memang sekarang tanggal berapa?" Tanya Bu Dewi sambil asyik mengaduk sup ayam.

"Tanggal 5" Kata Dea sambil menunjukkan kalender digital pada ibunya.

"Asttagfirullah... Ya ampun, Ibu lupa! Waduh gimana ya, Ibu lagi masak untuk acara arisan sore nanti dan ga mungkin ditinggal."

"Yaudah deh Dea gak usah les aja ya bu. Dea pengen nonton film Avatar The Legend of Aang aja di rumah Cika. Boleh ya bu?" Kata Dea dengan senyum merekah. Bu Dewi diam sejenak sambil terus mengaduk sup. Dea pun sudah membayangkan betapa serunya film yang akan dia tonton bersama Cika. Belum sempat Dea melangkahkan kakinya dari dapur.....

"Kamu diantar Mas Nitto aja!" Ucap Bu Dewi.

"Hah? Kok Mas Nitto sih? Gak mau ah! Gak mau!" Senyum Dea pun pudar tanpa sisa dari wajahnya.

"Tapi kamu harus les! Percuma dong Ibu bayar les mahal-mahal tapi kamunya gak les!"

"Iya deh...." Kata Dea sambil terus cemberut.

Akhirnya Dea berangkat les bahasa inggris diantar kakaknya, Nitto, meski Dea sebenarnya tidak memiliki gairah untuk les. Di perjalanan menuju tempat les, Dea memasang muka cemberut dan tidak mau bicara sepatah kata pun pada kakaknya. Untuk menghangatkan suasana, Nitto menyenggol bahu Dea. Senggolan pertama tidak ditanggapi oleh Dea. Akhirnya Nitto menyemnggol lagi adiknya lebih keras. Hasrat kejahilan Dea pun muncul. Ia menyenggol balik kakaknya. Merasa tertantang, Nitto menyenggol Dea lebih keras. Karena tak mau kalah, Dea pun menyenggol balik kakaknya lebih keras sampai-sampai Nitto hampir jatuh dari trotoar ke jalan raya.

Tak disangka dari arah belakang ada truk bermuatan yang melaju dengan kecepatan tinggi dan membunyikan klakson.

"AWAS MAS!!!!" Teriak Dea.

Dengan gerak refleks, Nitto menyingkir dari jalan raya ke trotoar sampai menabrak Dea. Dea kehilangan keseimbangan dan akhirnya jatuh ke got dekat trotoar yang sangat bau. Yeaaaak!!!

"Mas Nittoooooooooo!!!!!!!" Teriak Dea kesal.

"Hahahahahaahahahahahahahahaha" Tak bisa berkata apa-apa, Nitto hanya tertawa melihat adiknya yang jatuh ke got.

"Awas ya Mas, aku bilang Ibu loh!!!" Ancam Dea sambil berusaha keluar dari got.

"Hahahahahaha, ia ia maaf dong De, gitu aja kok marah.."

"Diam ah, berisik tau! Dasar Mas Nitto jelek!!!"

Setelah keluar dari got, Dea berniat membalas perbuatan kakaknya. Ia pun menyenggol kakaknya. Namun, badan Nitto ternyata lebih seimbang dan tak mudah goyah dijatuhkan oleh Dea. Nitto pun tak bisa berhenti tertawa melihat tingkah adiknya yang menggemaskan.

"Mau pulang ke rumah dulu gak? Sepatunya bau tuh!" Tanya Nitto dengan nada penuh kasih sayang, padahal dalam hatinya tertawa tiada henti.

"Gak usah!!!" Bentak Dea kesal. Akhirnya Dea pergi les bahasa Inggris meskipun sepatu Dea bau.









Bandung, 26 November 2011

Vera Dianwari





Terinspirasi dari pengalaman Dea Cinintia yang dibumbui oleh imajinasi penulis :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS