RSS

Thank You Cumlauders :")


Jumlah umur aku dan Mpok Nazmun



Thank You so Much cumlauders!! :D




Allah knows I need Al-Qur'an with this size :) thanks teh Dwi


Hopefully we will be cumlauders :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2013 MUSLIM ACADEMIVIST











Jatinangor, 17 Januari 2013

Vera Dianwari




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

SOOCA Kedua di FK Unpad

Yap, ujian ‘Keramat’ FK Unpad akhirnya datang lagi. Keramat? Emang ujian apa? Yes, i’m talking about SOOCA!!!!!!

Hari ini, 14 Januari 2012, sehari sebelum aku ulang tahun, hari terakhir aku menginjak 17 tahun dan siap melangkah ke 18 tahun untuk menginjak jenjang kedewasaan yang lebih tinggi, aku dihadapkan pada ujian bernama SOOCA. Aku sudah mempersiapkan ujian ini sejak jauh-jauh hari. Bahkan pada saat orang-orang menikmati hari libur tahun baru bersama keluarga, teman, dan lain sebagainya, aku menikmati liburanku dengan tumpukan kertas draft dan buku-buku tebal. Sebenarnya iri sih melihat orang lain yang sudah bermain-main dengan riang gembira tanpa beban seperti ITB, tapi yasudahlah, sudah konsekuensi menjadi mahasiswi FK Unpad yang tercinta :D :D



H-2

Aku sudah siap case 1, 4, dan 6. Aku merasa sudah sangat yakin apabila aku mendapat case ini aku akan mendapat nilai A (apalagi kaau pengujianya dr. Ismet, waaaaah udah lah 95 di tangan, hehehe). 


Draft Flipchary SOOCA

Draft Omongan


Pada H-2 ini aku sama sekali belum menyentuh case 2, 3, dan 8 baik itu membuat draft maupun mencoba SOOCA2an. Akhirnya aku membuat draftnya tapi hanya berhasil membuat draft case 2 dan 3 saja. Pada hari ini aku masih belum terserang syndrome SOOCA. Begitu juga dengan teman-teman sekamarku serta para pendatangnya (Faradillah Ratih Ayu)



H-1

Oh God, aku belum menyelesaikan case 8! Gimana dong gimana dong? Aku bangun pagi-pagi sekali untuk menyelesaikan draft case 8. Aku hilir mudik kesana-kemari mencari orang-orang yang sudah menyelesaikan case 8 untuk aku sonteki hingga akhirnya aku berhasil meyelesaikannya tepat setelah dzuhur. Setelah shalat dzuhur, aku SOOCA2an semua case. Tadinya aku mau SOOCA2an di dalam kamar, tetapi karena keadaan hawa panas yang tak memungkinkan dan terlalu banyak orang yang SOOCA2an di dalam kamar, maka aku keluar kamar dan SOOCA2an tepat di depan pintu kamar. Aku berhasi SOOCA2an sebanyak 4 case sampai jam 4.30. tenggorokan rasanya sakit sekali. Kepala rasanya cenat-cenut mengingat banyak hal yang akan aku tampilkan saat persentasi. Aku memutuskan untuk melanjutkan SOOCA2an setelah mandi. Saat aku masuk ke kamar aku melihat Lusi yang matanya nampak kelelahan dan dia seperti orang stress. Dia juga mengaku kalau dia belum mandi dari pagi. Saat aku melangkah ke kamar mandi aku terhalang oleh Wardah yang SOOCA2an di depan WC. Kenapa harus di depan WC War?? Hahaha. Lalu bagaimana dengan Ulfah? Ah dasar bayi! Ketika semua anggota kamar sibuk SOOCA2an dia malah asyik tidur pulas. Maklum lah Ulfah kan sudah hafal semua case -..-

Setelah mandi tadinya aku mau SOOCA2an lagi, tapi karena tenggorokkanku yang enak untuk bercuap-cuap SOOCA akhirnya aku memilih untuk menghafal dalam hati karena konon suara hati itu lebih mendebarkan (?) ***apa sih Ver

Maghrib pun tiba. Aku dan teman-teman lainnya pergi ke musholla untuk shalat maghrib berjamaah dan mengaji bersama. Awalnya aku berniat untuk tidak ikut mengaji bersama karena ingin SOOCA2an, tapi....tapi aku butuh Allah. Aku bukanlha apa-apa tanpaNya. Maka akhirnya aku putuskan untuk tetap shalat berjamaah dan mengaji bersama.

Setelah shalat dan mengaji bersama, pergtempuran mulut dan kertas-kertas draft SOOCA pun dimulai. Kali ini aku SOOCA2an case 6. Alhamdulillah aku berhasil SOOCA2an dengan lancar tapi tenggorokanku rasanya tercekik L Rasanya capeeeeee sekali. Aku berkali-kali meminum air putih hangat untuk mengembalikan kondisi tenggorokkanku yang malang dan tak berdosa. Aku sudah agak mengantuk tapi tiga case lagi belum terpegang olehku. Rasa deg-degan pun mulai muncul diikuti keringat dingin serta tremor. Pulse rate dan respiratory rate meningkat mengikuti sign and symptom yang lain. Aaaaaa gimana ini? Kulihat Ulfah dengan muka tak berdosa sudah tidur dengan nyenyaknya, Wardah masih bertapa di depan WC, Lusi yang masih belum mandi sejak tadi pagi matanya terlihat besar dan merah menandakan dia sangat mengantuk, kemudian Fadillah Ratih si tamu setia kamar 1 nampaknya terlihat stress juga karena awalnya dia menghapal case 8 di kasur Wardah, kemudian tidur, kemudian bangun, kemudian pindah ke kasurku, kemudian tidur disitu, kemudian bangun lagi, dan akhirnya tidur dengan nyenyak di kasur Wardah. Tak lama setelah Fadillah Ratih tertidur, Lusi menyusul tidur dengan posisi yang sangat lucu. Karena tidak kuat dengan hawa kantuk yang tinggi ditambah tenggorokan yang sakit akhirnya setelah aku SOOCA2an case 7 aku pun tidur. Oia perlu diketahui bahwa Wardah BEGADANG TIDAK TIDUR SAMPAI PAGI. Wow!!! Wardah memang anggota kamar 1 yang paling tangguh. Entah berapa gelas kopi yang ia konsumsi.



THE DAY

Aaaaaaaaaaaaah tidaaaaaak!!! Hari apa ini? Hari Senin. Ada apa dengan hari Senin? SOOCA woy!!! Tersadar dari nyenyaknya tidur aku langsung mandi dan shalat. Aku sendiri heran kenapa aku mandi padahal jam menunjukkan masih pukul 4.30. setelah curhat sama Allah, aku membaca-baca case 5 dan 8. Syndrome SOOCA masih menyerang dan nampaknya sistem immunku tidak menanggapi hal ini dengan baik sehingga terjadi clubbing finger seperti pada paraneoplastic syndrom di case 4  *heeaaa*

Oia, setelah selesai mandi Fadillah Ratih yang tadinya tidur di kasur wardah kini terlihat menjamah kasur Ulfah meski hanya bagian ujungnya saja. Ulfah, Lusi, dan Wardah kini semuanya terlihat tertidur pulas. Karena sudah waktunya shalat Subuh akhirnya kubangunkan mereka.

Berkali-kali aku membaca case 8 aku sangat sulit mengingat LO yang membahas tentang alternatif pengganti Amoxicilin. Aaaaah ver,,, what’s wrong with you?? Padahal antibiotik yang harus dibahas kan cuma 4 antibiotik L Karena syndrome SOOCA ini sudah kronik hingga bermetastasis ke dalam jiwa raga maka aku menelepon mamah untuk menenangkan diri.

“Hallo assalamualaikum mamah”

“aya naon neeeeeeng?” (ada apa neng?)

Mah, takut... aku ngadeg-deg mah

“Naha bet ngadeg-deg?”

“Ih ai mamah apanan hari ini aku SOOCA. Pangdo’ain atuh mah” (kan hari ini aku SOOCA. Tolong do’ain dong)

“enyaaaa.... naon sih nu henteu keur anak mah. Da mamah mah pasti ngadu’aan kamu. Kamu pan udah berusaha nya pasti ku gusti Alloh ge dibere nu pang terbaikna”

“tapi takut” *sambil mau nangis tapi ditahan-tahan*

“pasti bisa!! Anggap weh dokterna beurit” (pasti bisa!! Anggap saja dokternya adalah tikus)

“haha.. iya mah iya.. yaudah atuh mah aku mau ngapalin lagi. assalamualaikum”

“waalaikumsalam.... sukses nya!!”

Tak lama kemudian ada 3 sms masuk. Ternyata sms-sms tersebut dari teh Dwi, kang Uchin, dan kang Dudu. Mereka semua menyemangati dan memberi do’a untuk keberhasilan SOOCA. Aku merasa tertampar dan ingin nangis. Hey Ver, orang lain aja percaya kamu bisa, kok kamu sendiri ga percaya sih?? Aku jadi teringat ucapan teh Dwi, dunia ini luas, masa sih mau dikalahin sama SOOCA?

Jam menunjukkan pukul 6. Aku, Lusi (yang belum mandi, haha), dan Ulfah berangkat menuju kampus tercintauntuk SOOCA. Wardah dan fadillah ratih mendapat jadwal SOOCA jam 10.  Sebelum berangkat tak lupa aku meminta do’a kepada Bu Ruri dan teteh bale mart tercinta. Selama perjalanan aku sibuk komat-kamit case 8 meski ga masuk-masuk ke otak. Sesekali aku memberi semangat kepada teman-teman yang aku temui di jalan. Langit terlihat mendung dan tidak bergairah. Ah mungkin langit juga galau melihat manusia yang galau karena mau SOOCA.

Setelah sampai di kampus tercinta, aku langsung menuju ke ruang isolasi yakni di A63. Di situ sudah ada banyak kursi untuk kami menunggu. Tanpa ihat kanan kiri aku langsung duduk dan kembali menghapal. Sesekali aku bertanya pada teman-teman tentang LO yang membahas tentang antibiotik alternatif untuk menggantikan Amoxicilin karena (masih) belum hapal. Aaaaa ya Alloh jangan biarkan hambaMu ini mendapat case 8 L

Ulfah mendapat kloter pertama. Ulfah memang mengharapkan mendapat kloter pertama. Ah lupakan tentang Ulfah, sekarang ini nasib case 8 gimana?? Karena depresi aku memutuskan untuk membaca-baca case yang lain seperti case 5 yang tanpa sadar sudah aku telantarkan. Eh sialnya tak lama setelah Ulfah dipanggil, kini aku dipanggil untuk kloter ke2. Hah? Aku? kloter ke2? Rasanya deg-deagan luarrrrrr biasaaa. Aku memasukkan draft SOOCA ke tas dan maju menuju antrian. Pikiranku sangat kacau saat itu. Aku hanya bisa bedo’a supaya mendapat case yang menurutku mudah, dilancarkan pergerakan tangannya pada saat menulis flipchart, dilancarkan pergerakan lidahnya pada saat persentasi, serta mendapat penguji yang diluluhkan hatinya.

Setelah sampai di gedung ujian di A42, aku mengambil kertas undian. Daaaaaaan, aku mendapatkan case...............2!!!!!! Horreeeee!! Sebenarnya aku belum terlalu menguasai case ini sih, tapi aku tetap bersyukur karena aku tidak mendapat case 8 yang susah dihapal antibiotiknya atau case 5 yang secara tidak sengaja terlupakan. Aku mengucap bismillah ketika akan menulis flipchart. Alhamdulillah aku dapat menulis flipchart dengan tenang dan entah kenapa terasa sangat mudah menulis! Haha, yap mungkin ini adalah kekuatan do’a.

Kini saatnya mempresentasikan apa yang sudah aku tulis di depan para dosen. Saat bel berbunyi aku masuk dengan perasaan tenang ke ruang uji. Disitu sudah menunggu dengan santai dr. Adi  yang memakai baju coklat dan dr. Hamda yang memakai baju warna merah. Aaaaw!! Dua warna itu adalah warna yang aku suka. Boleh teriak dulu ga? Hehe. Setelah aku masuk ruangan aku menandatangani daftar hadir. Sementara itu, dr. Hamda membantu aku memasangkan flipchart. Subhanalloh kurang baik apa  sih Alloh sama aku hari ini?

Aku persentasi dengan lancar dan tenang. Dua dokter muda ini terlihat sangat memperhatikan persentasiku. Setelah selesai aku disuruh keluar dulu sebentar untuk mereka merekapitulasi nilai. Beberapa saat kemudian aku dipanggil kembali untuk evaluasi.

“Ya silahkan masuk” kata dr. Hamda

“Oh iya..”

“Kok tegang gitu sih? Kan belum diumumin” Kata dr. Adi.

“hehe” *ketawa maksa*

“Kamu tadi persentasinya sudah sangat bagus. Waktunya sesuai, ngomongnya tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat, kamu juga menjelaskannya secara sistematis dan tidak berantakan”

“Alhamdulillah” *senyum merekah*

“Tapi......”

“..” *menelan ludah dan menghilangkan senyum*

“Ada point-point yang kamu kurang tepat menjelaskannya. Pertama, Concept map kamu ada yang kurang dikit, kedua, kamu kurang menjelakan tentang diagnostic test. Seharusnya pada diagnostic test itu kamu menjelaskan tentang bagaimana tahapan-tahapan mendiagnosisnya.”

“Loh dok, tadi kan saya sudah menjelsakannya”

“Kurang lengkap. Seharusnya tahap-tahapnya lebih jelas seperti zat-zat apa yang ditambahkan, kemudian waktunya berapa lama, yang dilihat apa saja, kenapa yang dilihatnya itu. Kemudian juga kamu seharusnya menjelsakan tentang spesimen apa saja yang digunakan dan alasannya. Mengapa? Karena materi besar yang dibahas pada case ini adalah itu”

“.......” *dalam hati aku bilang: Ah Damn, terus kenapa selama ini belajar di tutor dan lecture majoritas belajar cacing mulu??

“Dari saya segitu aja. Dr. Hamda mau menambahkan?” Tanya dr. Adi pada dr. Hamda

“oia kamu juga disini keliru BHP nya. Seharusnya Mass Deworming itu masuknya ke materi PHOP”

“Ooooooh”

“Saya dan dr. Hamda sepakat untuk memberi kamu nilai A”

“waaaaa makasih dok :’)”

Aku keluar dengan senang dan secepatnya kembali ke Bale untuk mengapresiasi tubuh sendiri yang selama 2 hari aku dzolimi tanpa henti untuk SOOCA2an.





“Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat” (QS Al-Baqarah 214)






Jatinangor, 14 Januari 2013

Vera Dianwari

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Gamamedfair V NOMS

Hallo Bloggie :D masih ingat ceritaku saat lomba kedokteran di FK UGM? kalau lupa bisa dibaca disini sekarang aku membuat versi videonya. yeeeeeeeeey horeeeeeeee :D :D



Aku sangat merindukan masa-masa ini. Ingin rasanya mengulang masa-masa ini.. belajar bersama, lomba bersama, jalan-jalan bersama, dan yang terpenting semuanya GRATIS. hahahaha :D

Semoga ada kesempatan untuk aku mengikuti lomba semacam ini lagi. Aku tahu aku tidak begitu pintar, apalagi mengetahui teman-teman seperkuliahanku banyak sekali yang pintar-pintar. Ada yang pernah mengikuti OSN, IBO, dan lomba atau olimpiade beken lainnya. Tapi ya,, if God will, impossible is nothing :D
yang penting harus punya kemauan!!!
Can I yes? Yes I can!!!





Jatinangor, 1 Januari 2013

Vera Dianwari

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS