RSS

Sang Go Jae




Inspired from Park Han Chul’s design in drama Korea titled “Personal Taste”.
This is a place where my wife and daughter shall dream (Park Han Chul)
Yap, i think that’s the best description for this place. I hope i can have place like this one in the future, where i can make a dream :)


Jatinangor, 7 Juni 2013
Vera Dianwari

free counters

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Barefooted




inspired from http://acehselatan.com/



Jatinangor, 7 Juni 2013
Vera Dianwar

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

SOOCA RPS

SOOCA RPS bagi NOSTRA FK Unpad 2012 adalah SOOCA yang paling menguras emosi jiwa dan raga. Begitu pula dengan yang aku alami. Ada banyak sekali hal yang terjadi diluar dugaanku dan teman-temanku. Ya maklum lah ya, namanya juga masa transisi dari SOOCA FBS dan SOOCA System.

SOOCA kali ini aku persiapkan sangat matang. Alhamdulillah aku sudah bisa ngedraft jauh-jauh hari sebelum SOOCA dimulai. Aku ngedraft setiap closing case jadi H-7 SOOCA aku bisa santai dan sering pulang ke rumah untuk bersilaturahmi dengan keluarga. Bahkan di H-1 SOOCA aku mulai ketagihan nonton sebuah drama Korea berjudul “Personal Taste” yang dibintangi si ganteng Lee Min Ho. Sebenarnya merasa bersalah sih, harusnya kan latihan SOOCA-SOOCAan atau seenggaknya belajar mata kuliah lain, eh ini malah asyik nonton drama Korea. Huohohohoho..






Anggota kamar satu yang lain juga nampak sangat tenang. Ulfah nampaknya sudah sangat siap SOOCA karena dia mengaku pada H-1 SOOCA dia tidur terus dan bahkan dia sempat makan-makan ke Ngeumong bersama Lucy. Lucy juga nampak bahagia karena dia tidur tidak larut malam. Wardah sedang bermain ke rumah Fitri dan pulang ke Bale pada pukul 3 pagi. How amazing!!!! Tapi setelah aku kepoin ternyata Wardah belajar di Ibnu Sina. Aduh –‘’-


3 Juni 2013 aku terbangun jam 1 pagi dengan keadaan muka penuh keringat.
“Ya Allah Cuma mimpi..”
Iyap, aku bermimpi tentang SOOCA. Aku bermimpi bahwa aku mendapatkan case Toxoplasma dan nilainya A. Yuhuuuu yeyeyeyeye lalalalalala. But i have to realize that it was just a dream!! Setelah minum segelas air aku kembali tidur dengan nyenyak dan terbangun jam 3 karena alarm. Setelah shalat tahajud aku langsung review semua case yang akan diSOOCAkan. Aku mereview lebih dalam pada case Toxoplasma karena mimpi semalam. Hohoho..







Tak terasa waktu berlari dengan sangaaaaaaat cepat. Adzan subuh berkumandang. Segeralah aku shalat dan mempersiapkan baju yang akan aku pakai untuk SOOCA. SOOCA kali ini aku memakai baju yang sama ketika aku menghadapi SNMPTN. Yap, kemeja putih, rok hijau bunga orange, dan kerudung paris orange. Banyak orang bilang kalau warna orange itu membawa kepercayaan diri. Entah benar atau tidak menurutku kepercayaan diri itu datang dari hati dan pikiran. Bukan baju. Hoho..


Sebenarnya aku tenang-tenang saja menghadapi SOOCA kali ini. Tiada rasa deg-degan atau apapun. Namun entah mengapa ketika aku keluar kamar aku menjadi deg-degan apalagi melihat teman-teman lain yang terlihat gundah gulana dan masih SOOCA-SOOCAan serta yang mengeluh ketakutan. Jantungku tiba-tiba berdetak kencang. Duh, apakah persiapan SOOCAku sudah matang?? Sepanjang perjalanan pun aku merasakan deg-degan. Berkali-kali aku lihat draft SOOCA dan membacanya meski sudah tidak ada lagi yang bisa masuk ke otak. Aku sempat down sih kalau melihat suasana sekitar yang seperti itu. Tapi yaudah lah, tinggal Allah yang menentukan hasil SOOCAnya. Semoga aku diberikan kasus yang paling mudah untuk dijelaskan pada dokter yang dibukakan hatinya untuk memberikan aku nilai terbaik. Aaamiiiiiiiin.


Aku beserta yang lainnya seperti biasa diisolasi di A63. Kami bagai ada di padang mahsyar. Ribuan (padahal Cuma 299) orang menunggu untuk dipanggil gilrannya untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah dipelajari selama semester 2 di FK Unpad. Muka cemas bertebaran dimana-mana. Muka ngantuk juga banyak! Jarang ada muka bahagia terlihat. Disamping itu, muka-muka kelaparan pun ikut menghiasi A63. Mereka terlalu sibuk belajar sampai-sampai lupa untuk mengisi perut mereka. Alhamdulillah aku mah udah makan roti sebelum berangkat ke A63.


Aku kebagian kloter 7. Waktu itu aku satu kloter sama Laras, Puput, Fachri, Qori, Vejaya, dan mahasiswa-mahasiswa Twinning Programme. Yang ada di otakku pada saat itu adalah case Toxoplasma. Apakah aku benar-benar akan mendapatkan case ini??


Selesai isolasi kami digiring ke ruang pembuatan flipchart. Disitu kami disuruh mengambil kartu undian case. Duh sedegdegan ini loh ngambil kartu undian!!!!! Setelah mengucapkan bismillah dan mengambil salah satu kartu.... jeng jeng jeng jeng........ aku dapet nomor 12. Uwalah ini case apaan?? Kayaknya case Asphyxia deh (sotoy banget). Dan ternyata setelah aku buka kertas case yang ada di meja, aku mendapat case INFERTILITY. Alhamdulillah aku masih sangat-sangat ingat apa-apa yang harus aku tulis di flipchart. Oh iya aku masih optimis mendapat nilai A : )


Setelah menulis flip chart aku dan yang lainnya berbaris dan berjalan menuju ruang presentasi. Aku kebagian presentasi di ruang no 12 sesuai dengan nomor kartu undian tadi. Aku terus-terusan berdo’a supaya mendapat dokter yang dibukakan hatinya untuk memberikanku nilai A. Tak lupa aku berdo’a supaya lidahku ini tak kelu dan cenat-cenut pada saat presentasi.


Bel masuk ruangan belum berbunyi tapi dokter penguji yang ada di ruang aku tiba-tiba keluar dan meminta flip chartku supaya bisa ditempel duluan dan tidak memakan waktu presentasiku. Siapakah dokter itu? Iyapppppzz, itu adalah dokter Ali. Widiiiiiih... aku langsung teringatperkataan Ulfah yang pernah ditutori oleh beliau. Katanya beliau tuh begini begitu lalala yeyeye tralala trilili. Aku hanya dapat berbaik sangka saja. Enggak ko Ver tenang aja, beliau baik kok makannya mau bantuin masang flipcahrt.


Teeeeeet...
Bunyi bel masuk ruangan berbunyi.


Disitu sudah ada dr. Ali dan dr. Sadeli yang duduk manis siap mendengarkan presentasiku. Dengan mengucap bismillah aku mulai presentasiku. Aku menjelaskan segala sesuatu yang ada di flipchart dengan lancar bahkan sampai mendetail yang aku tahu. Aku tidak memperhatikan waktu sampai tiba-tiba dr. Sadeli berkata “5 menit lagi ya..” Aku pikir waktuku untuk menjelaskan baru 15 menit sehingga waktu yang tersisa tinggal 5 menit lagi. Yaudah, aku dengan santai menjelaskan apa yang belum aku jelaskan sampai tuntas. Setelah selesai aku langsung disuruh menunggu di luar ruangan.


Pada saat itu menunggu terasa begitu lama. Aku terus menerus berdo’a supaya mendapat hasil terbaik. Aku merasa sudah menjelaskan semua yang harus dijelaskan dan aku sangat optimis mendapat nilai A. Huhuuhuhuuuu lama bangeeeeeeuut!!!


“Kamu ayo masuk” Kata dr. Ali
“ah iya dok..”
“silahkan duduk” kata dr. Sadeli.
“Kamu panggilannya apa?” tanya dr. Ali
“Vera dok..”
“Jadi begini Ver, kamu sebenarnya sudah cukup bagus dalam menjelaskan kasus ini... tapi kamu terlalu banyak menjelaskannya sampai-sampai management waktu kamu kurang.”
“hah? Maksudnya dok?” Aku masih berpikir bahwa aku menjelaskan case sudah tepat waktu.
“Iya, tadi kamu menjelaskannya itu lebih dari 20 menit. Sebenarnya saya ga mau ngasih waktu tambahan buat kamu. Tapi dr. Sadeli berbaik hati memberi waktu tambahan 5 menit.”
“wah iya begitu dok? Waduh maafkan saya dok... dan terimakasih dok atas penambahan waktunya” Pada saat itu aku mulai agak kurang percaya diri akan mendapat nilai A “ : (


“oh iya Ver, kamu juga belum menjelaskan tentang management endometriosis” kata dr. Ali
“loh sudah ko dok”
“iya sih, tapi kamu Cuma mention doang tanpa menjelaskan lebih dalam”
“oh maaf dok, saya tidak tahu kalau itu harus dijelaskan lebih dalam.”
“Yaudah gapapa.. ada yang mau ditanyain dulu ga?”
“Udah dok ga ada”
“nih saya kasih tau nilai kamu B. Selamat ya kamu lulus”
“makasih banyak dok. Assalamualaikum”
“waalaikumsalam.”


Wawawawawawaaaaaaaa.... Aku nilainya B. Jujur aku sedih karena terjadi penurunan nilai dari SOOCA sebelumnya. Sebelumya aku mendapat A dan sekarang aku mendapat B. I think i was the only one who got B in this infertility case sampai akhirnya aku bertemu dengan Fadhilah Ratih Ayu dan Jessica yang ternyata mendapat case yang sama, dokter penguji yang sama dan nilai yang sama. Kami langsung saling curhat dan meratapi nasib. Ternyata eh ternyata katanya yang mendapat case infertility di ruang uji 12 semuanya ga ada yang mendapat nilai A kecuali Adi. Wah serius? Jadi sebenarnya nilai B adalah nilai yang cukup bagus.


Selain curhatdan meratapi nasib kami pun bergossip ria. Katanya masih untung mendapat case infertility dan lulus karena banyaaaaak banget yang ga lulus pada case Dystoxia. Angka kegagalan tertinggi juga terdapat pada case Toxoplasma. Toxoplasma ver!! Toxoplasma ver!!! Yap, case yang aku idam-idamkan sampai terbawa mimpi itu memiliki nilai kegagalan terbesar selain dystoxia. Bayangkan saja kalau aku benar-benar mendapatkan case Toxoplasma mungkin saja aku tidak lulus dan harus remedial pada hari Rabu. Dan mungkin kalau aku mendapat case Toxoplasma aku tidak dapat menyelesaikan menonton drama korea Personal Taste yang pemainnya ganteng banget itu, hehehe. Tapi serius loh Lee Min Ho itu ganteng banget!!




Well, SOOCA sudah berlalu. Apapun hasilnya itu adalah hasil yang terbaik yang Allah berikan kepadaku. Semua harus disyukuri.



"Maka ni`mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS Ar Rahman :13)"


Jatinangor, 7 Juni 2013
Vera Dianwari

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS