SOOCA RPS bagi NOSTRA FK Unpad 2012 adalah SOOCA
yang paling menguras emosi jiwa dan raga. Begitu pula dengan yang aku alami.
Ada banyak sekali hal yang terjadi diluar dugaanku dan teman-temanku. Ya maklum
lah ya, namanya juga masa transisi dari SOOCA FBS dan SOOCA System.
SOOCA kali ini aku persiapkan sangat matang. Alhamdulillah aku sudah
bisa ngedraft jauh-jauh hari sebelum SOOCA dimulai. Aku ngedraft setiap closing
case jadi H-7 SOOCA aku bisa santai dan sering pulang ke rumah untuk
bersilaturahmi dengan keluarga. Bahkan di H-1 SOOCA aku mulai ketagihan nonton
sebuah drama Korea berjudul “Personal Taste” yang dibintangi si ganteng Lee Min
Ho. Sebenarnya merasa bersalah sih, harusnya kan latihan SOOCA-SOOCAan atau
seenggaknya belajar mata kuliah lain, eh ini malah asyik nonton drama Korea. Huohohohoho..
Anggota kamar satu yang lain juga nampak sangat tenang. Ulfah
nampaknya sudah sangat siap SOOCA karena dia mengaku pada H-1 SOOCA dia tidur
terus dan bahkan dia sempat makan-makan ke Ngeumong bersama Lucy. Lucy juga
nampak bahagia karena dia tidur tidak larut malam. Wardah sedang bermain ke
rumah Fitri dan pulang ke Bale pada pukul 3 pagi. How amazing!!!! Tapi setelah
aku kepoin ternyata Wardah belajar di Ibnu Sina. Aduh –‘’-
3 Juni 2013 aku terbangun jam 1 pagi dengan keadaan muka penuh
keringat.
“Ya Allah Cuma mimpi..”
Iyap, aku bermimpi tentang SOOCA. Aku bermimpi bahwa aku mendapatkan
case Toxoplasma dan nilainya A. Yuhuuuu yeyeyeyeye lalalalalala. But i have to
realize that it was just a dream!! Setelah minum segelas air aku kembali tidur
dengan nyenyak dan terbangun jam 3 karena alarm. Setelah shalat tahajud aku
langsung review semua case yang akan diSOOCAkan. Aku mereview lebih dalam pada
case Toxoplasma karena mimpi semalam. Hohoho..
Tak terasa waktu berlari dengan sangaaaaaaat cepat. Adzan subuh
berkumandang. Segeralah aku shalat dan mempersiapkan baju yang akan aku pakai
untuk SOOCA. SOOCA kali ini aku memakai baju yang sama ketika aku menghadapi
SNMPTN. Yap, kemeja putih, rok hijau bunga orange, dan kerudung paris orange.
Banyak orang bilang kalau warna orange itu membawa kepercayaan diri. Entah
benar atau tidak menurutku kepercayaan diri itu datang dari hati dan pikiran. Bukan
baju. Hoho..
Sebenarnya aku tenang-tenang saja menghadapi SOOCA kali ini. Tiada rasa
deg-degan atau apapun. Namun entah mengapa ketika aku keluar kamar aku menjadi
deg-degan apalagi melihat teman-teman lain yang terlihat gundah gulana dan
masih SOOCA-SOOCAan serta yang mengeluh ketakutan. Jantungku tiba-tiba berdetak
kencang. Duh, apakah persiapan SOOCAku sudah matang?? Sepanjang perjalanan pun
aku merasakan deg-degan. Berkali-kali aku lihat draft SOOCA dan membacanya meski
sudah tidak ada lagi yang bisa masuk ke otak. Aku sempat down sih kalau melihat
suasana sekitar yang seperti itu. Tapi yaudah lah, tinggal Allah yang
menentukan hasil SOOCAnya. Semoga aku diberikan kasus yang paling mudah untuk
dijelaskan pada dokter yang dibukakan hatinya untuk memberikan aku nilai
terbaik. Aaamiiiiiiiin.
Aku beserta yang lainnya seperti biasa diisolasi di A63. Kami bagai
ada di padang mahsyar. Ribuan (padahal Cuma 299) orang menunggu untuk dipanggil
gilrannya untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah dipelajari selama
semester 2 di FK Unpad. Muka cemas bertebaran dimana-mana. Muka ngantuk juga
banyak! Jarang ada muka bahagia terlihat. Disamping itu, muka-muka kelaparan
pun ikut menghiasi A63. Mereka terlalu sibuk belajar sampai-sampai lupa untuk
mengisi perut mereka. Alhamdulillah aku mah udah makan roti sebelum berangkat
ke A63.
Aku kebagian kloter 7. Waktu itu aku satu kloter sama Laras, Puput,
Fachri, Qori, Vejaya, dan mahasiswa-mahasiswa Twinning Programme. Yang ada di
otakku pada saat itu adalah case Toxoplasma. Apakah aku benar-benar akan
mendapatkan case ini??
Selesai isolasi kami digiring ke ruang pembuatan flipchart. Disitu kami
disuruh mengambil kartu undian case. Duh sedegdegan ini loh ngambil kartu
undian!!!!! Setelah mengucapkan bismillah dan mengambil salah satu kartu....
jeng jeng jeng jeng........ aku dapet nomor 12. Uwalah ini case apaan?? Kayaknya
case Asphyxia deh (sotoy banget). Dan ternyata setelah aku buka kertas case
yang ada di meja, aku mendapat case INFERTILITY. Alhamdulillah aku masih
sangat-sangat ingat apa-apa yang harus aku tulis di flipchart. Oh iya aku masih
optimis mendapat nilai A : )
Setelah menulis flip chart aku dan yang lainnya berbaris dan
berjalan menuju ruang presentasi. Aku kebagian presentasi di ruang no 12 sesuai
dengan nomor kartu undian tadi. Aku terus-terusan berdo’a supaya mendapat
dokter yang dibukakan hatinya untuk memberikanku nilai A. Tak lupa aku berdo’a
supaya lidahku ini tak kelu dan cenat-cenut pada saat presentasi.
Bel masuk ruangan belum berbunyi tapi dokter penguji yang ada di
ruang aku tiba-tiba keluar dan meminta flip chartku supaya bisa ditempel duluan
dan tidak memakan waktu presentasiku. Siapakah dokter itu? Iyapppppzz, itu
adalah dokter Ali. Widiiiiiih... aku langsung teringatperkataan Ulfah yang
pernah ditutori oleh beliau. Katanya beliau tuh begini begitu lalala yeyeye
tralala trilili. Aku hanya dapat berbaik sangka saja. Enggak ko Ver tenang aja,
beliau baik kok makannya mau bantuin masang flipcahrt.
Teeeeeet...
Bunyi bel masuk ruangan berbunyi.
Disitu sudah ada dr. Ali dan dr. Sadeli yang duduk manis siap
mendengarkan presentasiku. Dengan mengucap bismillah aku mulai presentasiku.
Aku menjelaskan segala sesuatu yang ada di flipchart dengan lancar bahkan
sampai mendetail yang aku tahu. Aku tidak memperhatikan waktu sampai tiba-tiba
dr. Sadeli berkata “5 menit lagi ya..” Aku pikir waktuku untuk menjelaskan baru
15 menit sehingga waktu yang tersisa tinggal 5 menit lagi. Yaudah, aku dengan
santai menjelaskan apa yang belum aku jelaskan sampai tuntas. Setelah selesai
aku langsung disuruh menunggu di luar ruangan.
Pada saat itu menunggu terasa begitu lama. Aku terus menerus berdo’a
supaya mendapat hasil terbaik. Aku merasa sudah menjelaskan semua yang harus
dijelaskan dan aku sangat optimis mendapat nilai A. Huhuuhuhuuuu lama
bangeeeeeeuut!!!
“Kamu ayo masuk” Kata dr. Ali
“ah iya dok..”
“silahkan duduk” kata dr. Sadeli.
“Kamu panggilannya apa?” tanya dr. Ali
“Vera dok..”
“Jadi begini Ver, kamu sebenarnya sudah cukup bagus dalam
menjelaskan kasus ini... tapi kamu terlalu banyak menjelaskannya sampai-sampai
management waktu kamu kurang.”
“hah? Maksudnya dok?” Aku masih berpikir bahwa aku menjelaskan case
sudah tepat waktu.
“Iya, tadi kamu menjelaskannya itu lebih dari 20 menit. Sebenarnya saya
ga mau ngasih waktu tambahan buat kamu. Tapi dr. Sadeli berbaik hati memberi
waktu tambahan 5 menit.”
“wah iya begitu dok? Waduh maafkan saya dok... dan terimakasih dok
atas penambahan waktunya” Pada saat itu aku mulai agak kurang percaya diri akan
mendapat nilai A “ : (
“oh iya Ver, kamu juga belum menjelaskan tentang management
endometriosis” kata dr. Ali
“loh sudah ko dok”
“iya sih, tapi kamu Cuma mention doang tanpa menjelaskan lebih dalam”
“oh maaf dok, saya tidak tahu kalau itu harus dijelaskan lebih
dalam.”
“Yaudah gapapa.. ada yang mau ditanyain dulu ga?”
“Udah dok ga ada”
“nih saya kasih tau nilai kamu B. Selamat ya kamu lulus”
“makasih banyak dok. Assalamualaikum”
“waalaikumsalam.”
Wawawawawawaaaaaaaa.... Aku nilainya B. Jujur aku sedih karena
terjadi penurunan nilai dari SOOCA sebelumnya. Sebelumya aku mendapat A dan
sekarang aku mendapat B. I think i was the only one who got B in this
infertility case sampai akhirnya aku bertemu dengan Fadhilah Ratih Ayu dan
Jessica yang ternyata mendapat case yang sama, dokter penguji yang sama dan
nilai yang sama. Kami langsung saling curhat dan meratapi nasib. Ternyata eh
ternyata katanya yang mendapat case infertility di ruang uji 12 semuanya ga ada
yang mendapat nilai A kecuali Adi. Wah serius? Jadi sebenarnya nilai B adalah
nilai yang cukup bagus.
Selain curhatdan meratapi nasib kami pun bergossip ria. Katanya
masih untung mendapat case infertility dan lulus karena banyaaaaak banget yang
ga lulus pada case Dystoxia. Angka kegagalan tertinggi juga terdapat pada case
Toxoplasma. Toxoplasma ver!! Toxoplasma ver!!! Yap, case yang aku idam-idamkan
sampai terbawa mimpi itu memiliki nilai kegagalan terbesar selain dystoxia.
Bayangkan saja kalau aku benar-benar mendapatkan case Toxoplasma mungkin saja
aku tidak lulus dan harus remedial pada hari Rabu. Dan mungkin kalau aku
mendapat case Toxoplasma aku tidak dapat menyelesaikan menonton drama korea
Personal Taste yang pemainnya ganteng banget itu, hehehe. Tapi serius loh Lee
Min Ho itu ganteng banget!!
Well, SOOCA sudah berlalu. Apapun hasilnya itu adalah hasil yang
terbaik yang Allah berikan kepadaku. Semua harus disyukuri.
"Maka ni`mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS Ar Rahman :13)"
Jatinangor, 7 Juni 2013
Vera Dianwari
0 komentar:
Posting Komentar
terimakasih ya sudah membaca blogku :))